Gusti Riksa Senang Geluti Pertanian Perkotaan

0
148
Ir. I Gusti Ketut Riksa Staf Ahli PT. Songgolangit Persada menunjukkan produk EM4 dalam bidang pertanian.

Sosok pria enerjik, meskipun usianya sudah “senja” mencapai 78 tahun itu mempunyai kesenangan untuk menggeluti pertanian perkotaan di lahan sempit, di pekarnagan rumah, untuk menghasilkan bahan pangan kebutuhan sehari-hari.

Staf ahli PT Songgolangit Persada, sebuah perusahaan swasta nasional yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede ngurah Wididana, agen tunggal karena satu-satunya di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuh hayati Effective Microorganisms (EM) di Nusantara.

Ir. I Gusti Ketut Riksa diusia senjanya (78 tahun) itu menembangkan berbagai sayur mayur keperluan dapur sehari-hari, aneka jenis tanaman buah-buahan yang dikonsumsi untuk keperluan kelaurga.

Rekaman video aktivitas pertanian yang digeluti suami dari dari Jero Riksuini (66) sempat ditampilkan Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika tampil sebagai pembicara dalam Seminar zoom pengembaggan pertanian perkotaan yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) Jakarta, baru-baru ini.

Ayah dari empat putra-putri itu mengaku hampir setiap minggu menyemprokan cairan Effective Microorgaanisme (EM) ke lahan pertanian yang menyatu dengan pekarangan rumah yang luasnya sekitar 500 meter pesegi (lima are).

Penyemprotan EM dengan harapan pekarangan rumah yang menyatu dengan kebun, kandang ternak, ikan dalam berbagai jenis yang tersebar dalam puluhan aquarium terhindar dari serangan penyakit.

Penyemprotan EM itu sangat penting, karena anggota keluarga sering kali mengkonsumsi sayur, mentimun, tomat mentah yang dipetik di kebun menjelang makan.

Berkat selalu menggunakan EM dalam aktivitas pertanian perkotaan, pernah mempunyai pengalaman menanam mentimun hasilnya sangat bagus, kontan saja buah pertamanya saya ikat dengan tali rafiah sebagai tanda untuk dijadikan sumber bibit.

Ia mengaku selama dua minggu menu makanannya selalu berisi mentimun, baik yang mentah, direbus maupun diolah menjadi sayur.

Buah yang disisakan untuk bibit setelah tua besarnya luar biasa, daging buahnya sangat tebal. Saya fikir jenisnya sama saja seperti memtimun biasa hanya saja diperlakukan secara khusus, yakni diberikan pupuk dasar Bokashi Kotaku agak banyak kurang lebih seperempat kampil identik dengan delapan kilogram.

Selain itu dibuatkan para-para dan setiap minggu disiram dua sampai tiga kali dengan Bokashi cair dari kotoran dan kencing kelinci yang sudah difermentasi dengan EM aktif.

Buah mentimun yang dijadikan bibit itu menakjubkan, karena buahnya sangat besar, setelah saya potong ternyata di dalamnya tanpa rongga penuh dengan daging buah, rasa buah kenyal, namun setelah disayur dengan bumbu Bali yang berisi santan sangat sesuai dengan cita rasa, tentu saja tanaman ini 100% organik.

Besarnya buah, ketebalan daging buah beserta kecepatan tumbuhnya kira-kira tidak terlepas dari pengaruh pupuk Bokashi Kotaku serta penyiraman pupuk cair kencing kelinci yang sudah difermentasi dengan EM aktif.

Bertani dengan pemupukan dan penyiraman Bokashi padat dan cair bukan saja untuk tanaman, namun juga memberikan kekebalan dan kesehatan kepada kita serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan, ujar Gusti Ketut Riksa.linktr.ee/pakolescom #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini