Tekun, gigih, semangat, kerja keras, telaten tanpa mengenal putusasa itulah sosok Aprilia Dwi Kartikasari (20), remaja putri yang akrab disapa Lia menekuni aktivitas budidaya ternak domba jenis texel dan sapi brahman, di tempat tinggalnya bersama keluarga di Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Mahasiswi semester IV Universitas terbuka itu adalah satu-satu remaja putri dalam lingkungan desa itu menggeluti usaha peternakan secara organik dengan sentuhan Effective Microorganisme 4 (EM4) peternakan.
Berawal dari mendapat tawaran mengikuti pelatihan peternakan (magang) di unit usaha peternakan domba selama sebulan dari Dinas Peternakan setempat langsung mengembangkan ternak domba, awalnya dari dua ekor, kemudian ditambah lagi empat ekor termasuk pejantan, dalam waktu kurang dari setahun kini telah berkembang menjadi 28 ekor dan memelihara tiga ekor sapi jenis brahman, tutur Aprilia, anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Agus Supriadi (54 tahun) dan Nyonya Sumini.
Budidaya ternak domba dan sapi dilakoninya dengan senang hati dan sungguh-sungguh, tidak memiliki rasa malu atau rendah diri menggeluti usaha peternakan tersebut.
“Mengapa mesti malu mengembangkan usaha peternakan maupun pertanian dalam arti luas, karena hal itu ke depannya sangat menjanjikan,”kata Lia ketika menerima kunjungan tim youtube EM Indonesia Official.
Ia mengajak rekan-rekannya sesama kaum milenial di manapun berada, jangan pernah malu dan rendah diri menggeluti usaha pertanian organik menyangkut berbagai aspek kehidupan, karena hal itu mempunyai prospek cerah dalam memenuhi kebutuhan pangan
“Dari pada kita capek-capek bekerja di tempat orang lain tidak ada enak dan bahagianya, lebih baik kita mengembangkan usaha mandiri bertani, beternak maupun mengembangkan usaha perikanan dengan menggunakan probiotik EM karena hasilnya kita sendiri akan nikmatinya,” kata Lia.
Sementara ayah Lia, Agus Supriadi mengaku telah memberikan kepercayaan kepada putrinya dalam mengelola usaha peternakan domba yang kini mulai menunjukkan trend perkembangan ke arah yang semakin baik.
“Demikian pula ibu dan kakaknya sangat mendukung, usaha yang dirintis Lia, ibarat kami sekeluarga penumpang sebuah perahu berlayar di laut samudera luas agar selamat dan lancar mencapai tujuan bersama yakni suksesnya budidaya peternakan domba dan sapi,” harap Supriadi.
Ia mengaku sebelumnya telah menyarankan dan menasehati putrinya Lia agar memilih pekerjaan yang lebih bergengsi, selain budidaya peternakan domba dan sapi.
Lia yang memelihara puluhan ekor domba secara teliti dan telaten mengaku, menekuni usaha peternakan itu dengan senang hati, mampu memberikan kepuasan tersendiri serta tidak ada rasa malu atau minder.
“Atas tekadnya yang besar untuk mengembangkan budidaya domba dan sapi itu, kami sekeluarga sepenuhnya mendukung usaha yang dilakukan Lia, dengan harapan usaha dan cita- citanya itu berhasil diwujudkan,”harap Supriadi.
Ia mengaku, mencarikan rumput gajah dan hijauan pakan ternak lainnya di kebun untuk dibawa pulang ke rumah yang selanjutnya diproses fermentasi menjadi silase dan pakan ternak dengan sentuhan EM4 untuk memenuhui kebutuhan ternak sebulan.
Usaha peternakan domba dan sapi dengan menggunakan pakan fermentasi sentuhan EM tidak terlalu berat dalam kesehariannya serta lingkungannya tetap dapat terpelihara dengan baik.
EM4 peternakan selain untuk fermentasi juga pakan ternak sehingga domba lahap makan, dicampur dengan air untuk minuman ternak, serta disemprotkan pada lingkungan kandang dan tumpukan kotoran ternak guna mengatasi bau yang menyengat.
“Dengan EM semuanya menjadi mudah dan lancar, usaha peternakan domba dan sapi semakin berkembang dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga,” harap Agus Supriadi.linktr.ee/pakolescom