Umat manusia di berbagai negara belahan dunia, khususnya masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Meraoke dapat merasakan memanfaatkan Effective Microorganisms (EM) dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, guna menjaga kesehatan dan hidup bebas dari gangguan penyakit dalam bidang pertanian, bahan pangan sehat, tanah dan air.
Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang berhasil menemukan teknologi Effective Microorganisms (EM) tahun 1980, melalui hasil penelitian selama 12 tahun, berujung pada misi besar untuk melestarikan lingkungan, kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.
PT SLP didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah satu-satunya agen tunggal di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah, EM4 toilet dan Minyak Rajas, minyak herbal untuk hewan peliharaan ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali yang telah berhasil mencetak ribuan petani organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengembangkan di daerahnya masing-masing sehingga pertanian ramah lingkungan semakin meluas dan berkesinambungan.
Prof. Teruo Higa memilih mikroba berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan pertanian. Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan berasal dari lima kelompok, sepuluh genus dan jumlahnya puluhan spesies dalam sebuah formula yang disebut EM.
Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.
Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengan hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.
Dampak luas
Teknologi EM menurut Gusti Ketut Riksa, mempunyai dampak sangat luas terhadap bidang pertanian dalam arti luas, bidang lain seperti industri, lingkungan bahkan kesehatan dapat dijangkau tanpa efek negatif dan bersifat lestari.
Pengaruh teknologi EM terhadap bidang pertanian, yakni tanah-tanah yang berat seperti tanah liat merah, kurang cocok untuk ditanami tanaman jagung. Pertanyaan yang mungkin timbul ialah tentang kandungan gizinya. Inipun biasa-biasa saja, sama dengan jagung yang ditanam pada tanah-tanah subur lainnya.
Dengan hanya dibajak ringan dan dipupuk dengan pupuk bokashi padat pada setiap lubang tanaman dan setelah disiram, biji jagung dapat berkecambah, apalagi setelah tanaman berumur seminggu dikocor lagi dengan bokoshi cair tanaman jagung dapat hidup dan berkembang sempurna berkat EM4 mampu merubah struktur tanah.
Jika petani dan masyarakat Indonesia kembali menerapkan pertanian organik berbasis EM bahan pangan yang dihasilkan kandungan nutrisinya seperti semula yakni dapat memberikan kesehatan kepada manusia secara lahir dan bhatin.
Melalui penerapan teknologi organik berbasis EM4 permeabilitas tanah mengalami perubahan, yakni tanah menjadi lebih gembur sehingga tidak terjadi “run off” di musim penghujan, hal ini dimaksudkan tidak terjadi erosi tanah bagian atas yang bersifat lebih subur karena peresapan air hujan ke dalam tanah akan menjadi lebih baik.
Tanah mempunyai kemampuan untuk memegang air lebih kuat, hal ini sangat penting pada saat bertanam di musim kemarau karena penggunaan air menjadi lebih hemat. Bahkan pada musim kemarau banyak tanaman padi maupun palawija mati akibat kekeringan, namun pertanian organik berbasis EM masih tetap mampu panen, meskipun produksinya sedikit menurun, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4