![H Agus Urson](https://www.pakolesonline.com/wp-content/uploads/2022/04/H-Agus-Urson-696x384.jpg)
Teknologi Effective Microorganisms4 (EM4) pertama kali dikembangkan Prof. Dr Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1980, atau 42 tahun yang silam.
“EM teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu telah dikembangkan oleh berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia yang menempati posisi terdepan,” kata Direktur PT. Songgolangit Persada (SLB), Ir. Haji Agus Urson Hadi Pramono pada Webinar “Pakan Ternak Alternatif dengan Teknologi Fermentasi” melibatkan 169 peserta lintas provinsi di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Seminar yang dibuka Direktur Utama PT SLB, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dan juga memberikan sambutan Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang Jawa Timur, Dr. Sabir, S.Pt, M.Si yang wilayah kerjanya meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Papua.
Webinar Pakan Ternak Alternatif dengan Teknologi Fermentasi yang digelar Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, atau Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya (P4S) di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng itu menampilkan dua pembicara, satunya lagi adalah Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Ir. Nanung Danar Dono, Ph.D IPM. ASEAN ENG.
Agus Urson menjelaskan, di Indonesia teknologi EM mulai dikembangkan sejak tahun 1990, melalui Indonesia Kyusei Nature Farming Societes (IKNFS) dan sekarang berubah nama menjadi PT. Songgolangit Persada.
PT SLP merupakan satu-satunya di Indonesia yang mendapat lisensi dari Effective Microorganisme Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, peternakan, EM4 perikanan dan EM4 limbah di wilayah Nusantara.
Teknologi EM kini banyak diterapkan dalam berbagai bidang bidang pertanian, peternakan, perikanan serta pengolahan limbah dan industri kesehatan.
Aplikasi EM4 peternakan dapat dilakukan melalui lima cara meliputi probiotik air minum, probiotik pakan ternak, sanitasi, manajemen lingkungan dan pakan ternak, tutur Haji Agus Urson.