EM Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Bidang Perikanan

0
60
Staf Ahli PT. Songgolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa dalam sebuah aktivitas.

Oleh : Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Teknologi Effective Microorganisms (EM) dalam bidang perikanan tidak kalah favoritnya, namun yang umum dilakukan adalah menyemprot pakannya dengan EM sebelum diberikan pada ikan.

Upaya itu dilakukan terutama pada ikan lele karena lele itu sangat rakus. Bila diberikan pakan kering ia akan makan sebanyak banyaknya dan setelah pakan itu berada diusus,  pakan tadi akan mengembang.

Banyak ikan lele mengalami kematian karena ususnya pecah, selain itu dapat mengirit pemberian pakan tanpa mengurangi kesehatannya. Banyak peternak lele meraih keuntungan lebih, karena pengaturan pemberian pakan.

Pernah terdengar isu tentang lele organik, karena pakannya lebih banyak dari cacahan bahan organik seperti daun keladi, daun lamtoro, daun pepaya kangkung dan lain-lain.

Cacahan dedaunan ini dicampur dengan sedikit pakan pabrikan selanjutnya difermentasi denga EM dan molase. Setelah itu barulah diberikan pada lele. Untuk maksud ini tidak segera ikan lele langsung lahap memakannya, diperlukan penangguhan pakan  terlebih dulu barulah terbiasa memakannya.

Saya memiliki sedikit pengalaman dalam membuat dan cara pemberian pakan, begini ceritranya, Saya memiliki seorang teman namanya  Sutarno, dipercaya oleh seorang pejabat untuk mengelola sebidang tanah pertanian di Desa Jumpai, Kecamatan  Klungkung, Bali.

Di tempat itu dipelihara lima ekor sapi, berbagai jenis tanaman sayuran, pepaya, dan tanaman bunga-bungaan, disamping itu ada juga demplot gas methan.

Untuk melengkapi keterpaduannya kami membuat dua buah kolam lele masing-masing berukaran 3×4 meter dengan kedalaman 80 cm namun tinggi airnya 60 cm. Kedua kolam itu diisi masing-masing dengan 2.000 ekor anak lele. Sejak awal kami berikan pakan alternatif berupa kotoran sapi segar yang difermentasi dengan EM dan molase.

Cara pambuatan pakan secara singkat sebagai berikut. Satu ember kotoran sapi yang baru keluar dari pengolahan gas methan dicampur dengan satu ember air segar, dicampur lagi dengan 10 persennya dengan EM aktif ditambah dengan dedak halus sampai adonan ini agak ketal seperti bubur.

Adonan ini langsung diberikan pada anakan lele. Cara memberikan pakannya dengan menggunakan paralon tiga dim, dimana salah satu ujungnya diberi “sambungan T”, ujung lainnya digantungkan di atas kolam dengan sambungan Tnya sedikit di bawah permukaan air.

Di lubang atas dimasukkan pakan lele, ikan lele makan pakannya pada sambungan T. Nampak ikan lele keluar masuk sambil makan pada sambungan T.

Dengan demikian pakan tersedia terus sepanjang waktu karena setiap pakannya habis disambungan T, pakan diatasnya akan melorot ke bawah. lalu diisi lagi dengan pakan baru., namun pakan tidak terbuang percuma karena kekentalannya sudah diatur.

Pada hari ke 18 salah satu kolam ikan lelenya dipanen untuk dievaluasi, ternyata kematiannya hanya 4 ekor saja. Pengamatan diteruskan pada kolam ke dua sampai ikan berumur 60 hari ternyata yang mati hanya 20 ekor.

Sejak lele berumur 18 harilah lele diberikan pakan organik dari cacahan dedaunan. Lebih dari 50% pakan itu berasal dari cacahan dedaunan yang telah difermentasi dengan EM dan molase.  Cara pemberin pakan sama dengan pemberian pakan lele kecil.

Untuk meningkatkan kualitas air, setiap hari air kolamnya diambil utuk menyiram bunga bungaan secara manual diperkirakan dalam waktu satu minggu air kolam yang diambil sebanyak 10 % dan diganti dengan air segar.

Sebelum mengadakan pengulangan terhadap percobaan ini, dapat diambil kesimpulan sementara sebagai berikut: (1) Pakan lele apabila tesedia terus menerus tanpa jada waktu dapat memberikan kelincahan dan kegemukan.

(2) Angka kematiannya ternyata sangat kecil dan bentuk lele kelihatan proporsional dalam arti tidak kebesaran kepala. (3) Sambil beternak sapi kotorannya dapat digunakan sebagai pakan lele dengan berbagai pengaturan antara lain dengan menggunakan pakan alternatif, paralon dengan sambungan berbentuk T yang dapat mengurangi biaya pemeliharaan.

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada, dan Instruktur EM pada Pusat Pelatihan Prertanian pedesaan Swadaya (P4S) Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali. https://linktr.ee/em4 #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini