Guru Besar UGM: Manfaatkan Herbal Jaga Imunitas Tubuh

0
70
Guru Besar UGM, Prof. Dr. APT. Zulles Ikawati, PH.D tengah menyampaikan materi dalam webinar Bokashi-Jamu Traditional bersama Direktur Utama PT. Karya Pak Oles Tokcer Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr dengan moderator Wibhuti Emriko, B.Sc., M.Sc

Guru Besar UGM, Prof. Dr. APT. Zulles Ikawati, PH.D menilai, seseorang yang mengalami gagal akut awalnya menderita infeksi, demam dan sebagainya, sehingga cara yang terbaik untuk mengatasinya semua penderita itu agar jangan sampai sakit.

“Cara terbaik memelihara dan menjaga imun tubuh untuk tetap sehat yakni memanfaatkan herbal agar tetap prima, tidak perlu minum obat yang bermacam-macam,” kata Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. APT. Zulles Ikawati, PH.D dalam materi “Herbal penjaga Imun Kita” ketika tampil sebagai pembicara dalam Webinar Bokashi-Jamu tradisional yang digelar PT Karya Pak Oles Tokcer.

Prof. Zulles Ikawati di hadapan sekitar 100 peserta kalangan milenial lintas provinsi di Indonesia bersama pembicara lainnya Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr dengan moderator Wibhuti Emriko, B.Sc., M.Sc yang juga ketua panitia webinar tersebut.

Prof. Zulles Ikawati menegaskan, manusia sejak lahir hingga sekarang selalu dihadapkan pada paparan dan lingkungan, berkat karunia sistem imum daya tahan tubuh yang kompleks, khas dan spesifik mampu mengatasi setiap paparan dari luar tersebut.

Sistem imum yang spesifik secara khusus juga mampu mengatasi paparan virus dan bakteri. Untuk itu setiap orang perlu memaksimalkan sistem imum agar dapat berfungsi  secara baik untuk mengatasi berbagai paparan.

Sistem imun atau lini pertahanan terdiri atas tiga lapis yakni pertama kulit menyusul membra mukosa yang mampu mengatasi semua paparan. Kemudian juga stesi atau sesuatu yang dilepaskan dari kulit, misalnya pagi-pagi ada kotoran di lubang hidung.

“Itu adalah bagian dari sistem imun kita yang secara otomatis menghilangkan paparan pada tubuh,” tutur Prof. Zulles Ikawati, seraya menjelaskan, lapisan kedua adalah sel-sel darah putih bekerja sebagai “tantara” dalam tubuh yang mampu mamakan patogen yang masuk ke dalam tubuh seperti bakteri dan kuman.

Zat tersebut kemudian akan melepaskan protein mikroba dan ada respon peradangan  yaitu dalam level tertentu adalah sel pelindung (pertahanan) diri yang sangat bermanfaatkan untuk memelihara ketahanan tubuh.

Kemudian spesifik ketiga adalah likosi dan antibodi, seperti dalam pandemi Covid-19 yang banyak juga terpapar, kemudian diukur antibodinya, disusul melakukan vaksinasi untuk meningkatkan antibodi.

Dengan ketiga lapis pertahanan diri tersebut, semua imun tubuh dapat dioptimalkan, yakni kulit terjaga, kalau ada luka atau infeksi kecil akan dapat diatasi dengan baik, sesegera mungkin.

Prof. Zulles Ikawati menjelaskan, sel darah putih akan memakan mikroba atau pantogen, sehingga sel-sel imun secara khusus seperti limfosit akan menghasilkan antibodi yang akan menyerang patogen yang masuk mengganggu imun tubuh.

Dengan demikian kulit merupakan lapisan pertama sebagai proteksi dari daya tahan tubuh, yang cukup sering mendapat paparan dari lingkungan seperti tergores, luka dan gigit serangga.

Jika hal itu tidak segera diatasi akan menimbulkan infeksi sehingga bisa menjadi tempat masuknya kuman yang dapat menimbulkan gangguan. Untuk itu perlu sejak lini pertama penanganan dengan baik seperti bisul untuk segera dilakukan upaya penyembuhan, harap Prof. Zulles Ikawati.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini