Kendalikan Penyakit Bawang Merah Gunakan Agens Hayati

0
154
Ir. Koentjoro Adijanto selaku Manajer Pak Oles Green School saat sedang meninjau kebun tanaman bawang merah.

Oleh: Ir. Koentjoro Adijanto *)

Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L) dalam usaha budidaya memerlukan benih yang bermutu, teknik pemeliharaan yang benar serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tepat dan cepat.

Tanaman bawang merah yang dikembangkan petani sebagai tanaman selingan (jeda) setelah menanam padi itu dapat dipanen pada berumur 80-90 hari atau sesuai keperluan untuk bahan baku bumbu-bumbuan berbagai jenis menu masakan, sayur mayur atau dijadikan bibit untuk kembali ditanam pada musim berikutnya.

Budidaya bawang merah seperti yang ditekuni Made Sudarta (52) dan sejumlah petani lainnya di Subak Bengkel, Desa Pangkung Tibah kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan itu harus ekstra hati-hati dalam memelihata dan merawat tanaman bernilai ekonomis tinggi itu.

Hal itu dilakukan karena budidaya tanaman bawang merah rentan terhadap serangan fusarium, penyakit fusarium biasa disebut sebagai moler dan menyerang tanaman bawang merah pada umur 35-45 hari setelah tanam (HST).

Jenis hama penyakit yang menyerang tanaman bawang merah tersebut harus segera dapat diatasi, karena  penyakit tersebut dapat mengurangi produksi cukup signifikan. Salah satu cara mengendalikan hama penyakit tersebut dengan mempertahankan ekosistem yakni menggunakan agens hayati, seperti Trichoderma.

Trichoderma adalah suatu jenis fungi yang menguntungkan dan dapat digunakan untuk mengendalikan fungi penyebab penyakit (patogen) seperti fusarium. Aplikasi Trichoderma yang dicampurkan pada pupuk bokashi dapat mengendalikan patogen sejak awal. Dengan cara aplikasi  itu  diharapkan trichoderma memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lebih dulu di tanah  dalam area tanaman bawang merah.

Dengan demikian tanaman bawang yang memiliki umbi berwarna merah keunguan, besarnya berukuran sedang, beraroma kuat, itu menjadi tumbuh subur di atas lahan gundukan tanah yang telah diatur sedemikian rupa saat petani mengolah lahan, kemudian ditutup dengan mulsa plastik yang berfungsi menekan pertumbuhan gulma sehingga tamanan tumbuh dengan baik.

Budidaya bawang merah yang dilakoni oleh sejumlah petani di Subak Bengkel itu mengunakan pupuk organik diataranya pupuk Bokashi yang mengandung tricoderma. Dalam pengembangan budidaya bawang merah ini didampingi petugas penyuluh lapangan pertanian yang senantiasa memberikan pembinaan dan penyuluhan terkait dengan komoditas yang dikembangkan.

*)Manajer Pak Oles Green School

linktr.ee/pakolescom #Pupuk Bokashi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini