Sosok pria enerjik yang usianya sudah “senja” yakni mencapai 80 tahun, namun masih sanggup melakoni dengan senang hati pertanian perkotaan lahan sempit, di pekarangan rumah untuk menghasilkan bahan pangan kebutuhan keluarga sehari-hari.
Termasuk mengembangkan usaha peternakan ayam aduan dengan mengawinkan ayam lokal Bali dengan ayam impor. Peternakan hasil persilangan ayam itu diberi minum Effective Microorganisms 4 (EM4) dan jamu ternak sentuhan EM.
Ir. I Gusti Ketut Riksa, kesehariannya adalah Staf Ahli PT Songgolangit Persada, sebuah perusahaan swasta nasional yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr agen tunggal satu-satunya di Indonesia untuk memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah dan EM4 toilet ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Suami Jero Riksuini dengan kegigihannya mengembangkan peternakan ayam, di awal usaha yang dirintisnya laris manis, karena menurut para pembeli konon ayam yang dihasilkannya itu “pantang menyerah” dalam pertandingan adu ayam yang di Bali dikenal dengan tajen.
“Kalau pun kalah, kalahnya pun sampai mati. Maklumlah adu ayam (sabung ayam) di Bali menggunakan taji yang tajam (pisau kecil),” tutur Gusti Ketut Riksa.
Menurut pelanggan yang sering membeli ayam hasil persilangan padanya, konon ayamnya memiliki “pukulan” keras, sekali terbang ke angkasa bisa memukul sampai tiga kali.
Ia mengaku sudah menjual ayam hasil persilangan itu sampai puluhan ekor. Larisnya ternak ayam itu berkat si ayam memiliki banyak energi yang bersumber dari probiotik EM4.
Akibat karena satu dan lain hal usaha peternakan ayam aduan itu telah diakhiri, namun pengalaman dan dokomentasi tersimpan dengan baik, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4