Air Limbah Tanaman Padi Organik Jernih Berkat Sentuh EM

0
154
Seorang petani sedang melakukan pengairan pada lahan sawah yang akan ditanami tanaman cabai.

Pengembangan pertanian organik berbasis teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian untuk tanaman padi sawah menjadikan air limbahnya bersih seperti layaknya air yang bisa diminum, tanpa bau busuk dan tidak menyebabkan keracunan.

Hal itu dapat dilihat dari berkembangnya makro dan mikro invertebrata seperti cacing rambut, cacing tanah lainnya, berbagai moluska, lintah, kerang kerangan, udang-udangan, ketam dan berbagai jenis larfa.

“Jika kualitas air buruk, biota tersebut sulit hidup dan berkembang. Namun kenyataannya di sawah yang menggunakan teknologi EM semakin banyak biota ini, kualitas  air semakin baik dan lahan pertanian semakin subur,” kata Instruktur EM4 pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. Gusti Ketut Riksa.

Ia mencetak petani organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia untuk dikembangkan di daerahnya masing-masing yang kini sudah mencapai ribuan orang sejak tahun 1997 atau 27 tahun yang silam.

PT Songgolangit Persda (SLP) yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah agen tunggal di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah dan Minyak Rajas, minyak herbal untuk hewan peliharaan ke seluruh provinsi di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

Perusahaan swasta nasional itu dibangun pemilik perusahaan Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang juga alumnus program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University or The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) awalnya dari satu unit pabrik di Jawa Barat sekarang berkembang menjadi empat unit yang terdiri atas dua unit di Jawa Barat dan dua unit di Bali.

Hal itu berkat penerapkan teknologi EM dalam berbagai aspek kehidupan di seluruh daerah di Indonesia berkembang pesat. Kondisi air di alam di seluruh daerah di Indonesia juga dapat terkontaminasi oleh berbagai faktor antara lain akibat, hujan asam, limbah industri, limbah ternak/petanian, limbah comberan, dan limbah rumah tangga.

Berkat adanya teknologi EM kehawatiran tentang menurunkan mutu air seyogyanya tidak perlu terjadi, asalkan secara konsekwen teknologi EM dilaksanakan secara serempak oleh penduduk Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Sekarang banyak orang mengkultur bakteri fotosynthetik, bukan hanya para ahli/peneliti penghobi pun menggunakan mikroba ini untuk meningkatkan hobinya. Semakin lama mikroba ini semakin dikenal manfaatnnya yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Bahkan menurut penemunya, Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang, bahwa inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosynthetik. Ini berarti bahwa bakteri ini akan dapat menyelesaikan berbagai masalah diantaranya untuk mencegah pencemaran, menyuburkan tanah meningkatkan derajat kesehatan dan lain-lain.

Tingkatkan Kualitas air

Gusti Ketut Riksa yang juga staf Ahli PT Songgolangit Persada menilai, dari banyak peluang dan harapan dalam meningkatkan pemanfaatan EM4 di Indonesia yang paling mendesak  meningkatkan kualitas air.

Upaya itu dilakukan kebersamaan semua pihak, jajaran pemerintah, swasta dan masyarakat untuk bersatu padu meningkatkan kualita air yang sejak lama menjadi kekhawatiran dari berbagai kalangan,  sejalan dengan perkembangan waktu menyebabkan keberadaan air bersih semakin langka.

Oleh sebab itu jalan keluar dari fenomena tersebut harus dipikirkan lebih dini. Air di alam juga dapat terkontaminasi oleh banyak hal diantaranya, limbah industri, limbah ternak/petanian, limbah comberan dan limbah rumah tangga.

Dengan adanya teknologi EM kehawatiran itu seyogyanya tidak perlu terjadi asalkan secara konsekwaen teknologi ini dilaksanakan secara serempak. Bahkan menurut penemu teknologi EM Prof. Dr. Teruo Higa bahwa inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosynthetik. Ini berarti bahwa bakteri tersebut dapat menyelesaikan berbagai masalah diantaranya untuk mencegah pencemaran, menyuburkan tanah dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu petani dan seluruh masyarakat Indonesia lebih mengintensifkan pengembangan pertanian organik berbasis teknologi EM yang ramah lingkungan dengan harga yang murah dan terjangkau, namun hasil produksi yang melimpah untuk menghasilkan pangan yang aman untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini