Oleh: Ketut Sutika

Keindahan panorama alam perpaduan antara lereng bukit, lembah dan sawah milik petani yang terhimpun dalam organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian (subak) di Desa Bengkel, Busungbiu, daerah pesisir utara Pulau Bali menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara maupun nusantara saat menikmati liburan di Pulau Dewata.

Sebuah gedung megah berdiri kokoh yang dilengkapi 15 unit villa dan kolam renang itu awalnya adalah gedung Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, tempat pendidikan dan pelatihan pertanian organik dan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) yang didirikan sejak Tahun 1997 atau 26 tahun yang silam.

Villa yang telah direnovasi dan fasilitasnya dilengkapi dengan kolam renang, pertamanan serta jalan setapak yang menjangkau hamparan kebun tanaman herbal seluas tujuh hektar serta pabrik PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali dan pabrik EM4, salah satu dari tiga pabrik yang dikelola PT Songgolangit Persada.

Villa IPSA yang berjarak sekitar 75 km barat laut Kora Denpasar,  awalnya dibangun  sebagai tempat menginap peserta pelatihan pertanian organik dan TeknologiEM dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari Malaysia, tutur Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang itu menambahkan,  akomodasi tersebut selanjutnya dibenahi menjadi penginapan yang lebih lengkap berstandar villa, dilengkapi kolam renang dan fasilitas pendukung lainnya  untuk menerima kunjungan  wisatawan dalam dan luar negeri, khususnya  pelancong yang  senang menikmati suasana  alam pedesaan.

 Villa IPSA  tetap sebagai tempat akomodasi bagi peserta pelatihan pertanian organik dan teknologi EM, namun juga merambah pasar baru  yakni peserta pelatihan yoga nasional dan internasional. Kelompok yoga Semberani mulai diaktifkan untuk berlatih yoga secara rutin setiap Sabtu pagi yang dilatih oleh guru-guru yoga dari Buleleng, Denpasar, Gianyar.

Sukses dan lancar

Kegiatan bertaraf  Yoga Teacher Training (YTT)  berlangsung lancar dan sukses di Villa IPSA  Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng selama lima hari, 5-9 Pebruari 2023 melibatkan peserta  Malaysia, China, Inggris, Italia, Kolombia dan Filipina.

Kegiatan yang dipimpin  guru yoga  internasional Mr. Ian Terry  dari Inggris juga  melibatkan peserta  dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Jakarta, Batam, Solo, Banyuwangi dan tuan rumah Bali dengan peserta seluruhnya 51 orang terdiri atas peserta luar negeri 11 orang, berbagai daerah di Indonesia 17 orang dan Bali 25 orang.

Ian Terry, founder of Yoga Fx aliran Yoga Bikram, selama ini rutin setiap tahun mengajak peserta dari berbagai negara untuk mengikuti latihan yoga di kawasan Legian dan Canggu, Kabupaten Badung selama dua minggu.

Untuk pertama kalinya kegiatan tersebut di Desa Canggau, Kabupaten Badung hanya berlangsung seminggu dan seminggu sisanya dilaksanakan di villa IPSA. Kegiatan tersebut di tahun-tahun mendatang rutin akan dilaksanakan di dua tempat yakni di kawasan Legian, Kabupaten Badung dan Villa IPSA Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng.

Dipilihnya Villa IPSA Bali sebagai tempat latihan yoga bertaraf internasional itu berkat lingkungan, masyarakat yang mendukung, lokasi  yang  indah, nyaman sesuai harapan untuk mencari sesuau yang baru, yang dapat memberikan kenyamanan dan kedamaian.

Villa IPSA juga dilengkapi pembangunan Yoga Shala  berukuran 10 kali 20 meter berlantai keramik, berkapasitas 80 orang, dengan  beratap baja ringan,  aksen bangunan wantilan gaya khas Bali.

Dalam satu Kawasan

Villa IPSA yang mudah dijangkau karena dihubungkan dengan jalan beraspal mulus, dalam satu kawasan itu terdapat  sejumlah bangunan yakni tempat pelatihan pertanian organik, teknologi EM, pabrik PT Karya Pak Oles Tokcer, PT Songgolangit Perdasa, Stasiun Radio Hexon, dan ratusan jenis koleksi tanaman herbal bahan baku Produk Ramuan Pak Oles.

 IPSA Bali yang digagas dan didirikan oleh Dr. Wididana yang akrab disapa Pak Oles itu mempunyai visi dan misi yang luhur yakni  “Membangun Desa Membangun Bangsa. Dari slogan itulah ayah dua putri dan dua putra yang telah dikaruniai empat cucu mengaku mulai memikirkan bagaimana cara membangun desa secara umum, berdasarkan pengalamannya di desanya sendiri, yakni Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten  Buleleng.

Banyak cara dan juga ide-ide untuk membangun desa secara teori maupun praktik telah berhasil dikembangkan untuk membangun desa, misalnya melalui perubahan pemimpin (kepala desa) yang tepat sesuai pilihan masyarakatnya, meningkatkan pendidikan masyarakat, mengembangkan potensi ekonomi desa, menjaga kelestarian alam, melakukan investasi pembangunan di desa, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membangun desa, dan lain-lain.

IPSA dimulai dari menentukan lokasi dimana melakukan aktivitasnya sehari-hari, yaitu untuk memberikan pendidikan dan pelatihan Teknologi Effective Microorganisms (EM) kepada masyarakat dan petani.

Pilihan lokasi jatuh di Desa Bengkel, merupakan hamparan kebun yang dimliki oleh orang tuanya sendiri ( ayah  Ketut Sudana), dengan seijin beliau, lahan tersebut diberikan untuk digunakan sesuai tujuan IPSA. Selanjutnya, hamparan kebun seluas tujuh hektar disulap menjadi kebun tanaman obat dan mendirikan beberapa bangunan untuk peternakan, penginapan, wantilan/ pendopo untuk pelatihan, dapur dan kamar mandi umum.

Dari sanalah awalnya  IPSA memulai aktivitasnya, dari bangunan-bangunan sederhana, bangunan kayu beratap seng, yang dikelilingi oleh tanaman bunga, tanaman hias, cengkeh, kopi, pisang dan tanaman obat. Suasana asri dan sederhana yang mencirikan kondisi lingkungan desa yang sejuk dan damai membuat peserta pelatihan sangat senang mengikuti pelatihan dan sangat menikmati suasana desa yang indah dan asri, yang tidak didapatkan selama mereka hidup di kota.

Program pelatihan juga digabungkan dengan wisata alam, pantai, gunung, sawah, pemandian air hangat, yang sangat menarik, sebagai bonus pelatihan di hari terakhir. Pelatihan Teknologi EM telah berlangsung sejak 1997, yang dilakukan setiap bulan sekali untuk peserta yang menginap selama 4 hari 3 malam, serta dilakukan juga pelatihan sehari berupa kunjungan lapangan, teori dan praktik.

Namun selama pandemi Covid 19, pelatihan dilakukan secara daring, dan kunjungan lapangan dari mahasiswa fakultas pertanian, biologi dan farmasi tetap diterima dan kini villa IPSA menjadi maskot yoga dari dalam dan luar negeri. Villa IPSA juga menjadi sasaran kunjungan wisatawan mancanegara penikmat keliling dunia menggunakan fasilitas kapal pesiar yang merapat di pesisir  Bali utara.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini