Pekerja di Edupark Rodjo Tani Ternak (Tater) Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sedang memupuk tanaman buak jambu kristal menggunakan pupuk organik yang difermentasi dengan EM4.

Oleh: Ketut Sutika

Pengembangan pertanian organik berkelanjutan tetap mempunyai peranan strategis dalam kehidupan modern, dilakoni petani milenial atas dasar kesenangan (hobi) untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Pertanian organik dapat diterapkan di mana saja termasuk di lahan sempit pekarangan rumah tangga di perkotaan dengan menggunakan media pot dan bahan-bahan bekas lainnya.

Generasi milenial mempunyai peran besar dalam kehidupan masyarakat modern, mampu menyadari betapa pentingnya pertanian organik untuk kelangsungan hidup, mampu memelihara sektor pertanian dalam arti luas,  lingkungan hidup dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

“Generasi milenial jangan takut berangan-angan dan memiliki cita-cita besar, mimpi besar untuk dapat diwujudkan pada masa depan yang lebih gemilang,” kata Pakar sekaligus pelopor Pertanian Organik Indonesia, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Sosok pria enerjik alumnus program pasca sarjana Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada, agen tunggal di Indonesia untuk memproduksi dan pemasarkan pupuk hayati Effective Microorganisms (EM4) untuk mendukung pertanian organik ke seluruh daerah di Nusantara yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

Oleh sebab itu kalangan milenial senantiasa mempunyai cita-cita tinggi, berpikir dan berusaha besar, walaupun ada proses yang gagal dan berhasil tentu harus dilatih, pikiran besar terus dilatih, pikiran besar terus diskusikan, lakukan jangan takut hanya pikiran besar, niscaya kelak melahirkan karya-karya besar yang gemilang.

Pada Webinar zoom  topik “Praktisi Mengajar Pengembangan Pertanian Perkotaan” dihadapan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) Jakarta, baru-baru ini, Dr Wididana mengungkapkan, seorang petani kentang di Garut, Jawa Barat meraih sukses yang gemilang menjadi jutawan berkat mengembangkan benih kentang kultur jaringan kemitraan dengan sentuhan teknologi EM4.

Dalam sebuah rekaman video, petani yang bernama Fuad dari Garut itu sukses mengembangkan bisnis bibit kentang kultur berjaringan kemitraan dengan mengelola sebuah perusahaan terbatas (PT) sejak tahun 2010, atau13 tahun yang silam.

Kentang adalah komoditas sayur-mayur  kebutuhan masyarakat sehari-hari dan menjadi bahan dagangan yang diperjual belikan di pasar. Bibit kentang kultur jaringan kemitraan Balai

Tanaman Sayuran (Balisa) menerbitkan untuk memperbanyak bibit sayuran kentang dan memiliki fasilitas berupa laboratorium.

Lahan hanya seluas 600 meter persegi (6 are) mampu memproduksi 900.000 pohon bibit kentang setiap bulan untuk memenuhi pesanan 150.000 bibit atau enam kali penyaluran.

Produksi bibit kentang tesebut dari penyetekan sampai menghasilkan bibit yang bermutu membutuhkan proses selama 100 hari. Dalam proses produksi bibit kentang kultur jaringan kemitraan Balai Tanaman Sayuran menggunakan sterisasi peralatan, alat kerja dan tenaga kerja.

Pembibitan  kentang kultur jaringan kemitraan Balai Tanaman Sayuran (Balisa) yang digeluti sejak puluhan tahun yang silam sejak awal hingga sekarang selalu menggunakan EM4 pertanian produksi PT Songgolangit Persada.

EM4 pertanian telah terbukti ampuh memperbaiki sifat biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman, menjaga kestabilan produksi, memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Peternak Pemula

Sementara itu sosok remaja putri, Aprilia Dwi Kartikasari (20) tertarik menekuni aktivitas pengembangan ternak domba jenis texel dan sapi brahman di tempat tinggalnya bersama keluarga di Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Mahasiswi semester IV Universitas terbuka mengawali ketertarikannya menekuni usaha peternakan secara organik dengan sentuhan EM4, berawal mendapat tawaran dari Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk untuk mengikuti pelatihan peternakan (magang) di Nganjuk selama sebulan.

Pelatihan pengembangbiakan ternak domba dan sapi dilakoninya dengan sungguh-sungguh dan senang hati, langsung dipraktekkan dengan dibelikan dua ekor ternak domba oleh ibunya.

Anak bungsu dari dua bersaudara buah hati pasangan Agus Supriyadi- Nyonya Sumini itu awalnya memelihara dua ekor domba, kemudian dibelikan lagi empat ekor, termasuk domba jantan yang semuanya dipelihara secara baik memanfaatkan EM4 peternakan.

EM4 yang disemprotkan pada hijauan makanan ternak sehingga dombanya lahap makan, dicampurkan dengan air minum, dan untuk keperluan memandikan ternak maupun disemprotkan sekitar kandang dan kotoran guna mengatasi bau yang tidak sedap.

Berkat pemeliharaan yang intensif, dalam waktu setahun lima dari enam ekor domba piharaannya sudah mulai beranak, sehingga menambah semangat dan kesenangan untuk menggeluti usaha peternakan secara serius.

Lia panggilan akrabnya itu kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang pengembangan peternakan kambing dan sapi di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang, Jawa Timur.

Hal itu menambah tekad dan keyakinannya mengembangkan peternakan domba dan sapi, sambil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dengan baik. Ternak domba kini telah berkembang menjadi 28 ekor dan memelihara sapi brahman tiga ekor. Ternak hasil pengembangbiakan tersebut terus dipelihara dengan baik, setelah banyak nanti baru dijual.

Dalam mengembangkan puluhan ekor ternak itu dibantu oleh keluarga yakni ibu, kakak dan ayahnya termsuk membuat pakan ternak fermentasi dengan sentuhan EM4 peternakan.

Miliki Banyak Peluang

Dr. Wididana menilai, sarjana pertanian memiliki banyak peluang untuk bekerja secara mandiri,  berkat keterampilan dan  kesenangan yang dimiliki menyangkut pembangunan pertanian organik dalam arti luas.

Meskipun bekerja secara mandiri, namun tetap mempunyai keterkaitan dengan pertanian, termasuk kemungkinan menjadi  politisi (politik)  untuk terus berjuang bagi  masyarakat petani, yakni membuat keputusan  pemerintah yang mendukung perbaikan kesejahteraan petani.

Semua upaya yang dilakoni itu  diunggah  dalam media sosial (medsos) sehingga produk yang dihasilkan dapat diketahui  masyarakat luas. Produk pertanian  yang dihasilkan itu sangat bagus disebarluarkan melalui kecanggihan media sosial sehingga cepat viral.

Produk pertanian organik  berkualitas juga didukung dengan brosur, penjelaan produk , cerita yang dibuat adalah perjalanan yang ditulis dengan sentuhan seni sehingga ada hati yang menceritakan produk, produk online yang laku  berkat produk yang bercerita, misalnya contoh produk konsmetik peduli lingkungan.

Semua upaya yang dilakukan itu juga perlu didukung dengan teknologi pengembangan website yang memiliki rancang bangun (desain) dan sentuhan seni yang berkaitan dengan ilmu pertanian, ilmu biologi dan ekonomi.

Llatar belakang pendidikan sarjana pertanian itu sangat penting, ditambah lagi kemasan sebagai seorang penulis, politisi dan pengusaha sukses. Semua itu sangat  kuat untuk memberikan keunikan, kekhasan dan spesial yang dapat  menghubungkan antara  alam, tanaman, ciri khas yang  orijinal.

Ilmu pertanian terus berkembang , pertanian perkotaan semakin  bervariasi misal pertanian hidroponik, tanaman dalam pot, sarjana pertanian (biologi) mampu berpikir lurus, sistematis, fokus, konsisten sehingga karya-karyanya  mampu meningkatkan derajat kesehatan dan umur harapan hidup masyarakat semakin panjang, tutur Dr. Wididana. https://linktr.ee/em4 #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini