Staf Ahli: EM Dorong Masyarakat Dunia Kembangkan Pertanian Organik

0
122
Empat orang siswi SMK Farmasi Muhammadiyah Pagaralam, Sumatera Selatan menunjukkan produk EM4 yang diaplikasikan dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan limbah.

Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang berhasil menemukan teknologi Effective Microorganisms (EM) tahun 1980 melalui hasil penelitian selam 12 tahun, berujung pada misi besar untuk melestarikan lingkungan, dan mendorong masyarakat dunia untuk mengembangkan pertanian organik.

“EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan telah diterapkan oleh ratusan negara di belahan dunia, termasuk Indonesia menerapkan pertanian ramah lingkungan,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.

PT SLP yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah agen tunggal di Indonesia mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 lingkungan ke seluruh daerah di Nusantara.

Ia menjelaskan, Prof. Teruo Higa meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan.

Selain itu bakteri tersebut mampu membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup. Untuk itu pria kelahiran 15 Mei 1942 di Okinawa, Jepang memilih mikroba berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan pertanian.
Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan Prof Higa yang berasal dari lima kelompok, sepuluh genus dan jumlahnya sekitar 80 spesies dalam sebuah formula yang disebut EM.

Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.

Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengana hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.

Inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosintetik, bakteri yang lebih dikenal sebagai bakteri yang abadi tahan hidup pada suhu di atas 1000 derajat celsiun. Beruntung dengan adanya EM yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, yang bisa diperoleh secara mudah dengan harga yang terjangkau mendorong perhatian masyarakat dunia terhadap pertanian organik dan lingkungan sejak puluhan tahun belakangan ini.

Hal itu berkat pertanian organik tanpa sentuhan bahan kimia mampu menghasilkan bahan pangan yang sehat dan melimpah untuk kebutuhan pangan masyarakat yang cenderung terus meningkat, karena pertanian organik tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya secara terus menerus dapat merusak biota tanah, hama dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin dan mineral komoditi sayuran dan buah. Yang bisa berpengaruh fatal terhadap kelangsungan kehidupan.

Oleh sebab itu konsumen dan masyrakat luas kini hanya mengkonsumsi bahan pangan, sayuran dan buah segar hasil pertanian organik atau pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini