Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr (depan no lima dari kanan) saat berbagi berbagi ide dan pengalaman dalam mengembangkan organisasi di Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung (Stipas) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr mengingatkan para pejabat dan pengelola Sekolah Tinggi Pastoral (Stipas) Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mengembangkan unit usaha sebagai penguatan kapasitas terlebih dulu memetakan kebutuhan dan harapan masyarakat lokal.

“Banyak unit usaha yang bisa dikembangkan untuk penguatan kapasitas kampus, antara lain pengelolaan air bersih, air minum, listrik dan sumber energi lainnya,” kata Dr. Wididana ketika tampil sebagai pembicara utama dalam seminar di kampus tersebut bertajuk “Berbagi Ide dan Pengalaman” serangkaian kunjungan dua hari, 24-25 November 2023 di daerah itu.

Seminar diawali tiga orang perwakilan dari Kampus STIPAS Keuskupan Agung Kupang, NTT melakukan studi danding ke PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) di Denpasar, Bali mengusung “Studi Banding Kewirausahaan untuk Tata Kelola Pengembangan Unit Usaha Kampus Stipas.
Dr. Wididana yang akrab disapa Pak Oles, alumnus Faculy Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) adalah pakar dan pelopor pertanian organik Indonesia, sekaligus agen tunggal di Indonesia untuk memproduksi dan pemasarkan pupuk hayati Effective Microorganisms (EM4) pertanian, EM perikanan. EM peternakan dan EM4 limbah ke seluruh Nusantara yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan negara Timor Leste memiliki hamparan lahan pertanian yang sangat luas dan subur sehingga sangat menjanjikan untuk mengembangkan usaha pertanian ramah lingkungan, usaha peternakan dan perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sehat bagi masyarakat setempat maupun diekpor ke negara tetangga.

Dr. Wididana menilai, banyak peluang yang bisa dilakukan Kampus Stipas untuk penguatan kapasitas yakni pelayanan kesehatan, pelayanan spiritual, pendidikan, pelatihan ilmu terapan. Semua kebutuhan dan harapan masyarakat lokal di Nusa Tenggara Timur harus terlebih dulu dipetakan, termasuk peluang dan prospek pengembangan industri kecil, menengah, perdagangan, transportasi dan pelayanan umum.

Demikian pula prospek pengembangan komunikasi, pendidikan dan latihan (diklat) komunikasi, pelestarian dan pengembangan budaya lokal, membangun budaya bacara dan tulis serta management dan leadership, ujar Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini