Makanan Tidak Mengenal Habis

0
108
Ir. I Gusti Ketut Riksa, Staf Ahli PT Songgolangit Persada dalam sebuah aktivitas.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Barangkali judul ini aneh terdengar, namun itulah yang tersirat dalam salah satu filsafat orang Bali. Filsafat itu sangat sederhana berbunyi “Ananta boga” dapat diartikan: bahwa apabila manusia mau berusaha, makanan tidak akan habis-habisnya. Ananta terdiri dari dua kata yakni “A” yang berati tidak sedangkan “nanta” berarti habis, sedangkan “boga” berarti makanan. Jadi ananta boga berarti makanan tidak habis-habisnya.

Sama dengan burung-burung, meskipun makanannya berlimpah dan tersedia sepanjang masa, tuhan tidak akan menaburkan makanan itu di sarangnya, namun bururng-burung itu harus mencari dan mengumpulkannya sendiri. Ini berarti meskipun kaya janganlah berpangku tangan, bantulah orang lain yang berada dalam kesusahan. Bantuan ini ibarat menanam kesejahteraan untuk dipanen kemudian hari. Ingatlah bahwa di alam ini selalu berlaku hukum sebab akibat.

Filosofi itu diibaratkan seperti sinar matahari, semua tempat di bumi mulai dari perbukitan, negara, jurang dan lautan semuanya disinari tanpa pilih kasih, sambil menyinari bumi, eneginya sinar matahari itu menciptakan karbohidrat pada tanam-tanaman yang merupakan cikal bakal bahan pangan bagi segenap mahluk yang ada di bumi. Bahan pangan yang terbuat secara alami inilah yang patut dikagumi karena rancangan alam ini benar-benar merupakan ciptaan tuhan yang tidak habis-habisnya.

Seorang spiritual terkemuka di Jepang bernama Mokichi Okada malah megenalkan syarat-syarat teknologi yang layak dikembangkan, selanjutnya syarat-syarat itu dikenal dengan nama “Filosofi Mokichi Okada dengan mengedepankan lima syarat.
Kelima syarat tersebut yakni. harus dapat dilaksanakan oleh semua orang, dapat meningkatkan kesehatan baik fisik maupun spiritual, menguntungkan bagi produsen dan konsumen, dapat melestarikan lingkungan dan mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduk dunia yang selalu bertambah. Prinsip inilah merupakan cikal bakal pertanian organik.

Ilmu Effective Microorganisms (EM) malah menjangkau cakupan yang lebih luas lagi, bukan saja dibidang pertanian dalam arti luas namun mencakup semua aspek kehidupan manusia seperti bidang industri, kesehatan dan lingkungan. Luasnya jangkauan kerja ini karena Teknologi EM adalah ilmu organik yang terdiri lebih dari 80 spesies mikroba, dan masing-masing mikroba menghasilkan hormun, enzim vitamin serta antioksidan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, menekan berbagai polutan dan penyakit serta menyediakan bahan pangan bagi penduduk dunia. Dari pernyataan ini sebagian besar musuh musuh manusia memperoleh jalan keluarnya.

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur Effective Microorganisms (EM) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini