Dr. Wididana Agen Tunggal Produksi dan Pasarkan EM di Indonesia

0
106
Derdapat empat jenis produk EM4 yang dipasarkan di Indosensia, dan dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan limbah.

Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, sosok pria enerjik yang juga dikenal sebagai pelopor pertanian organik merupakan satu-satunya mendapat rekomendasi dari Prof. Dr. Teruo Higa (Jepang) untuk membawa teknologi Effective Microorganisme (EM) ke Indonesia tahun 1990 atau 33 tahun silam sekaligus memperkenalkan dan merintis usaha pertanian organik berbasis EM.

“Teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu dapat mempercepat proses penyediaan unsur hara dari bahan organik menjadi unsur yang siap diserap tanaman, sehingga tanaman cepat subur,” tutur Staf Ahli PT SLP, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
Ia mengatakan, PT SLP yang didirikan Dr. Wididana yang akrab disapa Pak Oles adalah agen tunggal di Indonesia untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Nusantara yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

Pak Oles yang juga pakar pertanian organik itu banyak kalangan menilai sangat sukses mengembangkan pertanian organik di atas hamparan lahan seluas delapan hektar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang mengoleksi ratusan jenis tanaman herbal berkhasiat obat sebagai bahan baku memproduksi berbagai jenis produk Ramuan Pak Oles.

PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali memproduksi Minyak Oles Bokashi sejak tahun 1997 atau 26 tahun silam dan produk lainnya seperti Bokashi care dalam tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Balsem HOT, Minyak Tetes Bokashi, Madu Geruh Bokashi, Madu Rocky, Madu jamur, Parem lantik, Krim Saribing yang merupakan produk turunan EM.

Pupuk Bokashi yang dikenal pertama kali di Jepang adalah hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa Jepang. Pupuk organik ramah lingkungan ini sudah mulai dimanfaatkan kalangan petani dan masyarakat luas di Indonesia untuk mengembangkan pertanian organik berbasis EM.

Nama Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hidup (Bokashi) diambil dari istilah bahasa Jepang yang memiliki arti “bahan organik yang terfermentasi”. Proses pembuatan pada pupuk bokashi cenderung menjadi lebih cepat karena menggunakan EM.

Selain mempercepat proses pengomposan bokashi, EM juga bisa diberikan langsung ke tanah, yakni dengan menyiramkan ke tanah atau disemprotkan ke daun tanaman. Hal itu dilakukan untuk menambahkan unsur hara pada tanah agar dapat meningkatkan kualitas dan produksi tanaman, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini