Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh (UNIMAL), sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Pantai Timur-Utara Aceh bersama mahasiswa melakukan pengabdian kepada budidaya dan pekerja pada usaha ternak lele di Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Pengabdian dan pelatihan mengolah limbah tahu menjadi pakan ikan lele berkat sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4) perikanan melibatkan tim yang terdiri atas Ir. Bakhtiar MT dan tiga dosen lainnya Khairul Anshar, MT, Subhan, M.Sc, dan Syarifuddin, MT.
Kegiatan tersebut didukung mahasiswa Jurusan Teknik Industri Muhammad Ziqkri dan Nur Azlina seperti yang dilansir unimal.ac.id.Tim dosen dan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat itu memanfaatkan limbah tahu mengolahnya menjadi pakan ternak lele yang mampu meningkatkan hasil panen.
Oleh sebab itu warga diminta memanfaatkan limbah tahu diproses dengan bantuan probiotik EM4 perikanan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan lele. Menurut Ir. Bakhtiar MT, pengabdian yang dilakukan menyangkut bimbingan teknis dan praktik langsung kepada para pembudidaya ikan lele untuk memproses ampas tahu menjadi pakan lele dalam bentuk pelet ikan apung.
“Kegiatan meliputi dua tahap, yakni pertama menyangkut bimbingan teknis dan praktik membuat adonan pelet untuk difermentasikan. Selanjutnya tahap kedua hasil fermentasi akan dicetak menggunakan mesin cetak pelet,” tutur Bakhtiar yang juga ketua tim penelitian Universitas tersebut.
Ia menjelaskan, kegiatan yang dilakukan tersebut untuk meningkatkan produktivitas usaha budidaya perikanan lele dan mengedukasi mengolah limbah agar mempunyai nilai ekonomis tinggi. Bentuk pengabdian Jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh tersebut diharapkan mampu mendukung meningkatkan kesejahteraan budidaya ikan lele, mengingat harga pakan yang relatif tinggi.
“Saat ini harga pakan ikan di pasaran cenderung naik sehingga membebankan pembudidaya ikan. Padahal, ikan lele termasuk salah satu ikan yang rakus sehingga membutuhkan pakan dalam jumlah besar untuk mencapai hasil panen optimal,” tutur Bakhtiar.
Pemanfaatan ampas tahu dalam bentuk pelet ikan diharapkan mampu menjadi solusi menekan biaya pakan dan meningkatkan produktivitas budidaya ikan. Ampas tahu memiliki kandungan nutrisi berupa protein 4.9 g 4.0 kkal/gram, lemak 17.4 g 9.0 kkal/gram, dan karbohidrat 67.5 g 4.0 kkal/gram sehingga cukup baik bagi pertumbuhan ikan.
Peternakan ikan lele di Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe saat ini menghasilkan 1.000 kg ikan lele dalam sekali masa panen. Dalam masa pembibitan dibutuhkan benih lele sebanyak 10.000 ekor di mana lele ini yang nantinya akan dipanen setelah tiga bulan masa pemeliharaan.
Untuk menghasilkan hasil panen optimal peternak setidaknya harus membutuhkan biaya pakan sebesar Rp 40 juta. Pakan alternatif dari ampas tahu dapat digunakan sebagai pakan pendamping pelet pabrikan. “Penggunaan pakan ikan dari ampas tahu ini setidaknya mampu mengurangi biaya pakan mulai 50 persen sampai dengan 60 persen,” tutur Bakhtiar. seperti dilansir unimal.ac.id.https://linktr.ee/em4