Staf Ahli: Kehidupan Petani Berikan Berkah

0
69
Sejumlah pekerja sedang memanen padi dan merontokkan menggunakan mesin.

Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menilai, hidup sebagai petani adalah kehidupan yang memberikan berkah atau “mesari” dari Tuhan Yang Maha Esa yang diperoleh petani melalui berbagai pengorbanan dan kerja keras.

“Mulai dari mengolah kotoran sapi untuk pupuk organik, bekerja mencangkul berjemur di panas matahari, mengolah lahan sampai panen tiba, tanpa mengenal hujan, lelah dan teriknya matahari,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur Effective Microorganisms (EM4) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Ia mengatakan, semua pekerjaan berat yang dilakoni petani itu dilakukan dengan senang hati dan tulus ikhlas.

Pada kondisi seperti itu, konon energi ilahi tercurah kepada petani, karena menciptakan produk pangan dari yang tidak ada menjadi ada guna menghidupi semua makluk.

“Hidup dari hasil pangan industri dinilai kurang ‘mesari’ dibandingkan bertani, karena sebagian tenaga yang digunakan untuk menghidupi keluarga adalah tenaga mesin, bukan hasil keringat sendiri,” tutur Gusti Ketut Riksa.

Yang lebih jauh dari “mesari” adalah hidup dari sektor jasa, sebagai contoh dengan membungakan uang, hanya dengan ongkang-ongkang kaki, bisa memperoleh bunga uang.

Meski banyak mendapat bunga uang, semua itu akan mudah dan cepat habis. Begitupun dalam dunia pertanian. Pertanian organik jauh lebih lestari ketimbang pertanian kimia yang polutif dan hanya mengandalkan kerja mesin.

Kawasan hutan yang belum dijamah manusia misalnya, semua jenis tanaman bisa tumbuh subur, tanaman tinggi dan rendah sama-sama berbagi sinar matahari, karena yang tinggi berdaun sempit yang rendah seperti pisang dan keladi berdaun lebar.

Yang kecil melilit pada pohon yang besar untuk menumpang memperoleh sinar matahari sehingga semua bisa sama-sama hidup. Daun yang berguguran diolah mikroba untuk menjadi nutrisi yang sangat berguna bagi tanaman.

Meskipun tanaman dalam kawasan hutan tidak pernah dipupuk dan tidak pernah disemprot hama, namun tetap tumbuh subur, karena organik alami akan tetap lestari, kata Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini