Jadilah Orang Fragmatis

0
101
Ir. I Gusti Ketut Riksa, Staf Ahli PT Songgolangit Persada dalam sebuah aktivitas.

Oleh: I Gusti Ketut Riksa *)

Banyak orang yang sering mendengar kata-kata mutiara, motto, slogan bahkan filsafat. Ungkapan ungkapan itu sebatas didengar dan dibaca, namun tidak ada yang melekat di hati sanubari. Ibaratnya seperti hilang begitu saja ditelan angin.

Kalau hal itu sering terjadi maka kata-kata itu tak ada artinya. Saya berani mengatakan bahwa “tahu saja tapi tidak melaksanakan, akan sama saja dengan tidak tahu”. Bisa atau tidak bisa melaksanakan filsafat itu bukanlah wewenang kita lagi.

Serahkan saja kepada Hyang Kuasa untuk menghakiminya, jangan belum apa-apa sudah mengatakan bahwa semasih kita berbentuk manusia, maka hal itu tidak mungkin terjadi. Dengan mencoba melaksanakan kata-kata mutiara maupun filsafat itu barulah akan bermanfaat jadi manusia.

Pepatah Jawa kuno mengatakan “guna ri awak”; usahakanlah agar kehidupan ini berguna untuk masyarakat sekitar. Ketahuilah bahwa ungkapan-ungkapan itu mengandung petuah, pertama-tama harus diperhatikan, ditelaah sehingga nampak baik buruknya, boleh atau tidak boleh untuk dilaksanakan.

Inilah yang disebut fragmatisme. Jangan beranggapan bahwa apa yang terjadi dewasa ini semuanya dianggap baik dan benar, sedangkan kata-kata kuno dinggap tak ada artinya. Ketahuilah bahwa filsafat-filsafat itu adalah “Niti Sastra” yakni merupakan ajaran kebenaran. Jangan mengatakan diri beragama kalau masih apriori dengan filsafat atau ajaran kebenaran itu. Kumpulkanlah filsafat sebanyak-banyaknya untuk dijadikan pedoman hidup.

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini