Oleh : Ir. I Gusti Ketut Riksa *)
Saat menulis artikel, teringat kenangan masa lalu menemani ayah bertani, Beliau tidak pernah membeli bibit tanaman, selalu menggunakan bibit hasil sendiri seperti cabai, terong, kacang panjang dan lain-lain, termasuk bibit padi yang berasal dari hasil panen tahun lalu selalu digunakan bibit untuk sendiri.
Hal itu berbeda jauh dengan kondisi kekinian, bila memerlukan bibit dalam jumlah kecil selalu ada yang menjualnya di pinggir jalan atau di kios pembibitan, kita dapat membelinya dengan mudah. Hanya saja kita tidak tahu asal muasal bibitnya .
Pertanian jaman dulu selalu menggunakan bibit sendiri dengan cara menandai pertumbuhan tanaman yang paling baik. Dengan tanda ini hasilnya tidak dipanen untuk konsumsi, melainkan dibiarkan sampai tua untuk dijadikan bibit. Sekarang pertanian pekotaan yang memerlukan bibit dalam jumlah kecil tidak susah lagi mendapatkannya.
Saya punya pengalaman menanam mentimun dengan hasil yang sangat bagus, kontan saja buah pertamanya saya ikat dengan tali rafiah sebagai tanda agar jangan dipanen untuk konsumsi. Selama dua minggu menu saya selalu berisi mentimun, baik yang mentah, direbus maupun disayur.
Buah yang saya sisakan untuk bibit setelah tua besarnya luar biasa, daging buahnya sangat tebal. Saya fikir jenisnya sama saja seperti memtimun biasa hanya saja saya perlakukan secara khusus. Saya berikan pupuk dasar “Bokashi Kotaku” agak bayak kurang lebih seperempat kampil identik dengan delapan kilogram.
Saya buatkan para-para dan setiap minggu saya siram dua sampai tiga kali dengan Bokashi cair dari kotoran dan kencing kelinci yang sudah difermentasi dengan EM aktif.
Saya katakan menakjubkan karena buah yang saya sisakan untuk bibit ternyata sangat besar, setelah bahkan saya potong ternyata didalamnya tanpa rongga penuh dengan daging buah, rasa buah kenyal, namun setelah disayur dengan bumbu Bali yang berisi santan sangat sesuai dengan cita rasa, tentu saja tanaman ini 100% organik.
Besarnya buah, ketebalan daging buah beserta kecepatan tumbuhnya kira-kira tidak terlepas dari pengaruh pupuk Bokashi Kotaku serta penyiraman pupuk cair kencing kelinci yang sudah difermentasi dengan EM aktif.
Ingatlah bahwa bertani dengan pemupukan dan penyiraman Bokashi padat dan cair bukan saja untuk tanaman, melainkan memberikan kekebalan dan kesehatan kepada kita serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur EM Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.