Duka Mendalam Iringi Kepergian Prof Windia

0
144
Almarhum Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia.

Oleh: Ketut Sutika

Guru Besar Emeritus Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU (74 tahun) yang juga Ketua  Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar meninggal dunia dalam perawatan Intensif di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah di Denpasar, Sabtu dinihari (1/3-2023).

Sosok pria berpenampilan sederhana yang selalu ramah dan akrab dengan lawan bicaranya itu “pergi” untuk selama-lamanya, yang mengangetkan banyak pihak dan rasa duka yang mendalam seperti yang dirasakan  Ketua Umum Monumen Perjuangan Bangsal (MPB)  sekaligus  Penglingsir Puri Puncak Bangsal dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA (K) ketika melayat ke RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah beberapa saat setelah menghembuskan napas terakhir.

Pria kelahiran Sukawati, Kabupaten Gianyar, 15 Desember 1949 adalah sosok yang sudah banyak makan asam-garam dalam dunia wartawan dan dosen yang mempunyai wawasan dan pandangan luas selalu memegang teguh prinsip nilai-nilai kebangsaan serta memperjuangkan organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) sebagai kebudayaan Bali yang tetap  kokoh dan lestari. 

Jenazah almarhum kini masih dititipkan  di instalasi kamar jenazah

RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah dan baru tanggal 9 April 2023 akan dibawa ke rumah duka di Sukawati, Gianyar dan ritual pengabenan dilaksanakan 11 April 2023 dan Nyekah 14 April 2023.

dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA (K)  yang begitu dekat dengan almarhum  mengaku memiliki banyak kenangan dengan beliau, khususnya dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan untuk mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menghadapi persaingan global yang semakin berat.

Suami dari I Gusti Ayu Mandriwati, pensiunan dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar adalah anak pejuang veteran almarhum Made Sanggra yang juga sastrawan Bali modern itu, memang sangat dekat dengan Monumen Perjuangan Bangsal.

Bahkan tahun 1996 sudah menyarankan pengurus  atau Penglingsir Puri Puncak Bangsal untuk merenovasi MPB dan mengajukan profosal Pembangunan ke Pemerintah Provinsi Bali, karena MPB  adalah embrio dari perjuangan kemerdekaan RI di Bali dan benang merah berkaitan dengan  Momumen Taman Pujaan Bangsa Margarana, Kabupaten Tabanan.

Saran dan usulan dari Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Provinsi Bali Prof. Windia tidak segera dapat direalisasi karena pertimbangan dan  keterbatasan dana, namun baru tahun 2007 atau sembilan tahun kemudian dapat dilaksanakan dan tahun 2008 MPB diresmikan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan penandatangan prasasti dan wakil Gubernur Anak Agung Ngurah Puspayoga membuka selubung papan nama MPB.

Renovasi besar-besaran MPB yang sepenuhnya biaya swadaya dari keluarga Puri Puncak Bangsal yang merupakan markas rahasia perjuangan bawah tanah perang Kemerdekaan Republik Indonesia di Bali.

Bahkan Prof Windia baru saja berhasil menerbitkan buku bersama MPB yakni sebuah buku tentang Monumen Perjuangan Bangsal (MPB), edisi kedua berjudul Bangsal Dalam Kenangan Revolusi dan Perang Kemerdekaan di Bali. Dengan sub-judul : Menuju Satu Abad Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) serta Buku Menwa, tutur Ketua Korps Menwa Indonesia (KMI) Provinsi Bali, Bagus Ngurah Rai, BA, SH, MM, MBA.

 Ia menilai, almarhum Prof Windia sangat gigih mendorong kerjasama empat pilar yakni  MPB, DHD 45, Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) dan Menwa. Kerjasama itu dinilai sangat strategis karena MPB memiliki hubungan yang sangat erat dengan monumen Perang Laut di Gilimanuk dan pendaratan I Gusti Ngurah Rai Monumen Munduk Malang.

Semua itu adalah pilihan hidup dan sebuah eksponen bangsa yang patut dikenang generasi baru Indonesia, karena warisan itu terkait nilai-nilai ikhlas berkorban, setia kawan dan kebersamaan  dalam suka dan duka. Nilai-nilai kejuangan itulah yang selalu menjadi landasan jiwa kebangsaan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Prof Windia menyadari dan menggarisbawahi bahwa,  keluarga MPB dalam era perang kemerdekaan bukan keluarga yang miskin, bahkan memiliki rumah bertingkat (loteng), pada saat orang lain masih susah mencari sesuap nasi.

Namun mereka tetap  lebih memilih untuk memihak republik, siap berkorban jiwa raga dan artha benda, padahal banyak orang kaya pada era itu lebih memilih memihak penjajah Belanda demi untuk keamanan kekayaan dan jiwanya.

Untunglah sebuah kenangan abadi dalam sebuah pilihan hidup generasi baru Indonesia yang akan memimpin bangsa Indonesia ke depan. Generasi baru Indonesia tidak pernah bersentuhan dengan aura republik, karena mereka terlahir dalam era digital, globalisasi dan kompetisi yang harus mengambil referensi dari berbagai monumen perjuangan kemerdekaan diantaranya Monumen Perjuangan Bangsal agar nafas kejuangan tetap abadi.

Hal itu sangat strategis karena peranannya yang semakin penting pasca 100 tahun  Indonesia merdeka (pasca tahun 2045) dan pasca pemerintahan generasi baru Indonesia.

Saat generasi baru Indonesia kebingungan mencari arah hidup berbangsa, maka mereka harus berpulang kepada  Markas Perjuangan Bangsal dan berbagai monumen perjuangan lainnya di Bali maupun secara nasional di Indonesia.

Wawasan dan pandangan Prof Windia yang sangat luas itu termasuk selalu mendorong Korps Menwa Indonesia (KMI) Provinsi Bal untuk memberikan pendidikan pendahuluan Bela Negara (PPBN) Gugus Kebangsaan Provinsi Bali yang kini telah menjangkau 7.236 orang.

 Gugus Kebangsaan Provinsi Bali terdiri dari organisasi Monumen Perjuangan Bangsal (MPB), Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Bali , Korps Menwa Indonesia (KMI) Bali, Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) dan ikatan Alumni Menwa Seroja Timor Timur Wilayah Bali.

PPBN yang sudah diselenggarakan selama tiga tahun terakhir dengan swadaya yang merupakan bentuk implementasi Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2019. Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara.

Semua itu dapat memperkuat persaudaraan dan kerbersamaan anggota Menwa. Dengan lahirnya generasi bangsa yang berperan aktif dalam memberikan solusi permasalahan dan  menjunjung persatuan dan kesatuan NKRI. 

Hal itu dapat menjadi momentum untuk menguatkan tekad membangun bangsa dan  tetap kokohnya pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan  di tengah pandemi Covid-19.

MenurutBagus Ngurah Rai, bersama Gugus Kebangsaan  secara aktif melakukan  20 kali bakti sosial selama pandemi, antara lain pembagian sembako, menyerahkan alat pelengkap diri dan sebagainya.

Selain itu  menyerahkan  penghargaan kepada tokoh-tokoh yang selalu menerapkan nilai-nilai kebangsaan antara lain kepada Ketua Umum MPB, Dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA (K),  Asisten Keputrian Umum Komando Nasional Menwa Indonesia Dyah T. Ikaningsih S.E, MM dan Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia Drs. Suyanto Nawawi, As Litbang Komando Nasional Menwa K.H. Matsani Abdul Rahman K.H.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini