Pemerintahan Desa Sidakarya, Denpasar Selatan mengintensifkan pengelolaan Depo Revitalisasi Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) Bumi Suda Lestari mengusung visi dan misi menjaga serta memelihara lingkungan yang sehat dan bersih .

“Upaya itu dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk ramah lingkungan dengan sentuhan Effective Microorganisms (EM) sekaligus mampu menyelesaikan masalah sampah di tempat,” kata Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sidakarya yang mengelola TPS3R ,Wayan Tirtayasa.

Ia mengatakan, pengelolaan sampah berbasis sumber itu menekankan nilai ekonomis yakni sampah organik dengan sentuhan EM4 diolah menjadi pupuk organik untuk mendukung pengembangan pertanian perkotaan di lahan sempit di rumah tangga masing-masing dengan menggunakan media pot.

Sedangkan sampah anorganik hasil pemilihan dikelola dengan kemitraan program bank sampah, yakni sampah-sampah yang dinilai ekonomis dapat dijual untuk menghasilkan rupiah, karena barang-barang bekas itu dapat diproses daur ulang.

Harga sampah anorganik itupun senantiasa stabil, karena kerjasama menyangkut harga diperbaharui setiap tiga bulan, sehingga menguntungkan masyarakat dan mereka tertarik untuk mengumpulkan sampah anorganik.

Wayan Tirtayasa menjelaskan, masyarakat Sidakarya telah merasakan manfaat dan keuntungan dari adanya TPS3R yakni menjaga dan memelihara lingkungan yang sehat dan bersih serta mampu merubah sampah menjadi nilai ekonomis.

Jumlah penduduk Desa Sidakarya sekitar 10.000 kepala keluarga (KK) tersebar di 12 dusun, namun yang menjadi pelanggan sampah baru tercatat 4.850 KK di 12 dusun dengan produksi sampah setiap harinya mencapai 8,5 ton.

Produksi sampah rumah tangga tersebut setiap harinya diangkut ke Depo Revitalisasi TPS3R Bumi Suda Lestari untuk diproses mulai dari penyemprotan dengan EM4, pemilahan dan sampah organik dicacah menjadi bagian-bagian kecil untuk selanjutnya difermentasi menjadi pupuk organik dalam waktu 35 hari.

Sarana dan prasarana pendukung untuk kelancaran Depo Revitalisasi TPS3R tersebut terdiri atas kendaran angkut sampah 4 unit, armada kecil (moci) 7 unit dan tenaga kerja seluruhnya 27 orang, kata Wayan Tirtayasa.

Sebelum Dipilah Sampah Disemprot Dengan EM4

Semua sampah yang masuk dan dikelola Depo Revitalisasi Tempat pengolahan sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) Bumi Suda Lestari Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Kota Denpasar  disemprot dengan Effective Microorganisms 4 (EM4)

“Penyemprotan menggunakan EM4 tersebut banyak memberikan manfaat yakni untuk menghilangkan bau, mengurangi lalat yang akan berkerumun di sampah, sehingga kami dapat bekerja dengan nyaman” kata Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sidakarya  yang mengelola TPS3R tersebut Wayan Tirtayasa.

Ia mengatakan, semua sampah yang diangkut dari masing-masing rumah tangga setiap harinya   mencapai 8,5 ton itu setelah disemprot baru dilakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik.

Sampah organik hasil pemilahan itu langsung dilakukan pemrosesan yakni dicacah menjadi bagian-bagian kecil, kemudian kembali disemprot dengan EM4 dan selanjutnya difermentasi selama 35 hari hingga kompos tersebut sudah menjadi pupuk Bokashi.

Pupuk Bokashi hasil pengolahan TPS3R tersebut untuk produksi perdana diberikan secara cuma-cuma kepala pelanggan sampah yang dilayani, sebagai upaya memancing kesadaran, bahwa sampah rumah tangga mereka sudah berubah menjadi pupuk ramah lingkungan yang dapat menghasilkan uang.

Pupuk organik selain dapat dijual untuk menghasilkan uang juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan pertanian organik di lahan sempit di masing-masing rumah tangga perkotaan dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya kebutuhan sehari-hari.

Wayan Tirtayasa menjelaskan, penyaluran pupuk sekali, duakali diberikan secara geratis, selanjutnya mereka datang kembali untuk membeli pupuk ramah lingkungan dari bahan sampah rumah tangga yang mereka hasilkan.

Bahkan mereka menjadi pelanggan pupuk organik dari produk yang dihasilkan dari depo revitalisasi TPS3R Bumi Suda Lestari Desa Sidakarya, disamping produk pupuk tersebut disalurkan kepada mitra usaha di Tabanan yang mampu menyalurkannya lebih lanjut.

Sedangkan sampah anorganik setelah dipilah juga menghasilkan rupiah. Pihaknya menjalin kerja sama dengan pihak ketiga sekaligus menandatangani kontrak sehingga harganya tetap stabil. Kontrak kerja sama yang menyangkut harga bank sampah itu selalu diperbaharui sehingga menikmati harga yang wajar.

“Tidak ada istilah harga turun sehingga merugikan konsumen, harga barang-barang bekas yang mempunyai nilai ekonomis itu selalu stabil, dan setiap tiga bulan harga diperbaharui yang tentu menguntungkan bagi konsumen,”tutur Wayan Tirtayasa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini