Pupuk organik padat Bokashi Kotaku Produksi PT. Songgolangit Persada unit pabrik Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan mempunyai keunggulan pada kandungan unsur hara yang lebih tinggi dan kondisinya sudah terurai sehingga siap diserap oleh akar tanaman.

“Pupuk Bokashi dalam kemasan 30 kg itu diproses dengan teknologi Effective Microorganisms (EM) dari Jepang yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan patogen dalam tanah,” kata Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto.

Ia mengatakan, pupuk bokashi kotaku yang diproses dari bahan organik pilihan termasuk kotoran sapi memiliki kandungan nutrisi makro dan mikro yang dapat menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, sehingga kesuburan tanah tetap terpelihara.

Pemakaian pupuk bokashi secara berkesinambungan memberikan pengaruh positif untuk memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang kaya akan organisme dapat memberikan nutrisi secara berkelanjutan, karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman.

Dengan upaya tersebut tanaman menjadi tumbuh sehat dan subur dan cepat menghasilkan. Pupuk organik Bokashi Kotaku telah digunakan oleh ribuan pelanggan dari berbagai kalangan petani, pengusaha agrobisnis, hotel, villa, penghobi, perkebunan dan pencinta tanaman pot dari kalangan rumah tangga.

Proses produksi pupuk organik Bokashi Kotaku berawal dari gagasam Direktur Utama PT. Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr membuat pupuk organik ketika terjadi kelangkaan pupuk pada krisis moneter tahun 1998.

Peluang yang cukup menjanjikan karena permintaan petani akan pupuk organik semakin meningkat dan tahun 2000 mulai membuat pupuk organik Bokashi Kotaku menggunakan bahan baku sampah dari masyarakat kota Denpasar dengan alat dan fasilitas yang sangat terbatas.

Setelah lima tahun bergelut dengan sampah kota di tempat penampungan akhir (TPA) Suwung, karena ijin menggunakan lahan TPA seluas satu hektar tidak diperpanjang, maka pembuatan pupuk Bokashi Kotaku dilanjutkan di daerah persawahan pinggiran Kota Denpasar dengan menyewa lahan selama sepuluh tahun.

Kemudian sejak tahun 2015 pindah ke Desa Bantas, pabrik sekarang tempat yang lebih luas dan permanen, sekaligus dengan pertimbangan dekat dengan bahan baku berupa limbah organik dan kotoran ternak.

Pemasaran pupuk organik awalnya sangat lamban, karena pengetahuan masyarakat petani yang sangat minim, namun berkat penyuluhan, informasi dan pembuatan kebun percontohan secara bertahap petani mulai memahami pentingnya pupuk organik untuk memelihara kesuburan tanah.

Sekarang penggunaan pupuk Bokashi Kotaku telah diketahui manfaatnya, sehingga setiap musim pemupukan, di awal musim hujan petani cengkeh selalu menggunakannya. Petani sayur di Baturiti, setiap musim tanam selalu melakukan pemupukan Bokashi Kotaku. Penggunaan Bokashi Kotaku juga dilakukan untuk pertamanan di hotel, villa dan penghobi tanaman.

Bahkan pada masa pandemi Covid-19 terjadi peningkatan permintaan pupuk Bokashi Kotaku untuk penghobi tanaman hias, buah dan sayur di dalam pot, khususnya di Kota Denpasar. Produksi tanah subur Pak Oles dilakukan untuk memenuhi permintaan tanah subur untuk penghobi tanaman dalam pot.

Tanah subur tersebut merupakan campuran dari tanah dengan pupuk bokashi dengan perbandingan 50:50, sehingga tanah tersebut bisa langsung digunakan sebagai media tanam, khususnya untuk masyarakat yang ada di kota, karena keterbatasan lahan dan tanah.

Cara membuat pupuk Bokashi juga diajarkan kepada petani dengan menggunakan bahan baku pupuk organik (kotoran hewan, pupuk hijau) yang difermentasi dengan Teknologi EM. Di tingkat rumah tangga, bahan organik dari limbah dapur juga bisa digunakan untuk pupuk bokashi bagi kebutuhan sendiri. https://linktr.ee/em4indonesia #bokashikotaku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini