Oleh: Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr *)
Di jaman now, iklim hidup yang serba cepat, instan, dan tidak suka ribet, semua orang ingin hidup atau tampil hidup bahagia dengan kilat, dengan cara mencari dan memenuhi faktor faktor pendukung hidup bahagia di luar diri.
Hidup tampil mewah, glamor, kekinian, branded dan konsumtif digambarkan sebagai hidup bahagia. Nongkrong dan ngobrol ngalor ngidul di kafe, dugem, makan di resto mewah, sambil menyanyi, menari, merupakan gejala pencarian hidup bahagia di luar diri.
Hutang menumpuk, flexing (tampil bergaya crazy rich) yang berujung pada penipuan, kriminal adalah hasil dari berburu hidup bahagia di luar diri, yang berujung derita. Bagi mereka yang tidak bisa mengikuti gaya borjuis, cukuplah tampil crazy rich di media sosial.
Banjir informasi gambar dan video berlagak kaya dan murah hati, seolah tidak kurang apa, membikin bingung netizen, antara benar dan bohong, bahagia atau sedih, kaya dan miskin bercampur aduk, seperti makanan lezat direstoran dimasak dengan air limbah.
Mereka yang terus sibuk mengejar bahagia di luar diri akan terus bingung dalam pencariannya, bisa berujung setres, depresi, cerai, bunuh diri. Lantas, di manakah letak bahagia itu?
Bahagia ada di dalam diri. Menikmati hari, menikmati waktu, menikmati apa yang dimiliki, sampai memberi kepada orang lain dari apa yang dinikmati dan dimiliki, adalah kebahagiaan.
Menikmati berarti bersyukur. Mencintai diri dan orang lain, empati, menolong sesama, membangun dan mengembangkan potensi diri dan orang lain adalah kebahagiaan. Bahagia itu sederhana, tidak perlu dicari di luar diri, tapi sudah ada di dalam diri dan harus dinikmati, disyukuri.
Lihatlah peluang dalam setiap masalah, jangan menyalahkan masalah yang berasal dari luar diri. Apa yang terjadi di luar diri tidaklah begitu penting. Yang lebih penting adalah apa yang terjadi di dalam diri dan bagaimana cara mengatasi dan mengembangkannya untuk kemajuan diri. Itulah cara mencari bahagia di dalam diri.
*)Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. linktr.ee/pakolescom #pakoles.