Pariwisata sebagai lokomotif pertumbuhan bisnis dan industri di Bali sangat nyata. Hal itu dibuktikan dengan semakin tingginya wisatawan datang ke Pulau Dewata setiap bulan. Industri dan bisnis di Bali tumbuh bagus. Sebaliknya, saat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, kehidupan bisnis dan industri menjadi pucat pasi, lesu darah, bahkan banyak yang semaput, mati suri dan juga mati beneran.
“Artinya potensi pariwisata harus dijaga dan dipelihara betul agar bisa menghidupkan bisnis dan industri di Bali. Juga perlu dicarikan lapangan kerja, bisnis dan industri selain pariwisata, yang mandiri, yang tidak tergantung dengan pariwisata misalnya agroindustri, industri pengolahan makanan atau minuman,” kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Pria yang sukses mengembangkan sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan trdisional terbesar di Bali menegaskan, Bali sebagai pusat informasi, brand Bali bisa mendongkrak performa keterkenalan produk karena mudah diingat, mendunia, unik dan akrab di telinga masyarakat dunia.
Karena Bali sebagai tujuan wisata dunia, wisatawan selalu berkeinginan membawa oleh-oleh khas Pulau Dewata, termasuk produk obat tradisional. Expatriat yang tinggal di Bali juga bantu promosikan dan menjadi agen-agen penjualan obat tradisional Bali untuk dikirim atau dijual ke masyarakat di seluruh dunia.
Pak Oles menilai, pengenalan produk obat tradisional Bali melalui online akan membantu penyebaran informasi, ditambah dengan kunjungan konsumen lokal dan asing ke tempat industri obat tradisional di Bali semakin meyakinkan konsumen akan kualitas dan kualitas produk obat tradisional.
Sertifikasi dan perijinan produk obat tradisional yang diproduksi harus memenuhi standar internasional. Dengan cara itulah obat tradisional Bali bisa dikembangkan menjadi obat tradisional dunia, harap Pak Oles.linktr.ee/pakolescom