Satwa Perlu EM

0
93
I Gusti Ketut Riksa sedang memberi pakan pada ternak kelinci yang dipelihara dihalaman rumah.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Sejak masih anak-anak saya mempunyai kesenangan (hobi)  beternak berbagai jenis burung, sekarang banyak kesenian tentang burung sudah punah. Berdasarkan literatur kuno satwa-satwa itu bukanlah melulu untuk disemblih tapi dapat digunakan untuk ajang kesenian.

Saya sangat menyenangi lomba burung ini, dimana lomba ini sangat spesifik dan sangat tergantung pada keterampilan pawangnya. Orang di desa menyebutnya “ngejet”.

Jenis-jenis burung yang dapat dilombakan antara lain, gelatik, perit, peking, bondol dan lain-lain. Sejak berangkat dari rumah menuju tempat lomba, burungnya tidak lagi di dalam sangkar, namun telah diikat lehernya dengan banang dan dihingapkan pada sebilah bambu. Peserta lomba hanya membawa seekor atau dua ekor saja untuk dilombakan.

Cara lomba: masing-masing peserta lomba menerbangkan burungnya di bawah pohon yang rindang, terbang berputar putar, namun burung itu tidak mau hinggap di ranting pepohonan disekitarnya.

Burung lomba terbang berputar-putar sekitar setengah sampai satu menit, kemudian dipanggil turun oleh pawangnya. Sembari burungnya berputar-putar di udara, sipawang ikut menari-nari kegembiraan di bawahnya.

Bila sipawang membawa dua ekor burung, yang satu diikat dengan benang panjang yang lain diikat dengan benang sepanjang 30 cm, diterbangkan bersamaan dimana yang diikat dengan benang pendek terbang mengitari temannya.

Masalah yang saya hadapi saat itu ternyata burung-burung kesayangan hanya berumur maksimum enam bulan. Penyakit itu selalu diawali dengan perubahan mata, yakni mengecil layaknya seperti mata “nyingnying” (binatang yang lebih kecil dari tikus). Dua bulan setelah matanya mengecil  burung itu pasti mati, hal tersebut saya alami berkali-kali terhadap semua burung yang saya pelihara.

Orang tua  menyarankan agar disangkar selalu ada tempat berisi batu bata yang ditumbuk untuk sewaktu-waktu tanah itu dimakannya. Sekarang pun hobi memelihara burung masih saya lakoni, namun hobi itu berubah menjadi berupa krosing antar spesies.

Sekarang burung-burung yang saya pelihara didasar sangkarnya saya isikan sepenuhnya dengan tanah dan setiap bulan tanahnya saya semprot dengan EM. Dengan semprotan EM burung-burung lebih lincah dan suaranya lebih gacor.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini