Hal yang paling dihindari peternak unggas selain hasil budidaya yang tidak sesuai harapan adalah banyaknya keluhan warga sekitar terkait aroma bau tidak sedap yang muncul dari kandang ternak.
Namun dengan teknologi Effektive Microorganisme 4 (EM4) persoalan tersebut bisa teredam, masyarakat pun tidak resah. Karena dengan penggunaan EM4 yang terkenal ramah lingkungan ini, persoalan bisa teratasi.
Tak perlu ragu untuk penggunaan EM4, karena Teknologi EM berasal dari Jepang ini merupakan mikroorganisme campuran dari 80 jenis mikroorganisme fermentasi yang mengurai atau memfermentasi bahan organik.
Jika proses fermentasi berlangsung dalam penguraian bahan organik (kotoran ternak), maka pembentukan gas (bau busuk) dan panas dapat ditekan atau dihilangkan sama sekali. Bahkan mengurangi lalat dan hama penyakit.
Hal ini dialami Sholeh, salah satu peternak ayam pedaging yang berada di Gg Mael, Kelapa Tiga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sebelum menggunakan EM4, ternak ayamnya begitu berbau hingga mengganggu dan meresahkan masyarakat sekitar.
Akan tetapi setelah menggunakan EM4, bau yang menyengat dapat ditekan jika pengolahan unggas kurang baik, limbah yang dihasilkan (kotoran ternak) lebih banyak menimbulkan masalah seperti penyakit ternak dan lingkungan dari pada keuntungan yang didapatnya.
“Usaha yang paling banyak dilakukan oleh peternak adalah bagaimana membuang kotoran dengan cepat dan tentunya dengan harga murah. Dan ini peternak tidak mendapatkan nilai tambah dari hasil kotoran ternak tersebut,” ujar Sholeh.
Namun dengan EM4, peternak bisa memanfaatkan limbah tersebut dan lebih bernilai ekonomis dijual untuk pertanian organik. Sebagaimana diketahui sekarang ini daerah-daerah pertanian sebagai penghasil lahan pangan telah kekurangan bahan organik dan miskin hara.https://linktr.ee/em4