Oleh: Dr. Wididana)*

Salah satu cara saya untuk merasa muda lagi, adalah dengan menyerap energi muda dari anak muda. Caranya adalah dengan berdiskusi dan saling berbagi informasi dengan anak-anak muda.

Saya mengundang 7 orang mahasiswa Tokyo International University yang sedang berlibur di Jakarta sambil ngobrol dan makan malam di sebuah restoran di Mall Citos, Jakarta.

Mereka tampak sangat gembira, ceria dan bebas, menjalani hari liburnya yang sudah semakin menipis untuk segera berangkat ke Tokyo minggu depan, untuk melanjutkan pelajaran. Energi mereka sangat muda, penuh peluang menghadapi masa depan.

Entah apa yang ada di dalam pikirannya, mereka selalu ceria, penuh harapan dan cita-cita tinggi, tidak khawatir akan hari esok dan masa depan. Mereka makan bebas, banyak lemak dan banyak daging, banyak gula, banyak kalori, tidak takut penyakit akibat banyak makan, karena tubuhnya muda, aktif bergerak dan siap membakar energi dan membuang ampas ke luar tubuhnya, karena energi mudanya, hormonnya dan onderdil tubuhnya masih muda dan aktif.

Lain dengan tubuh saya yang sudah menua, makanan yang masuk ke dalam tubuh harus diperhatikan betul, sesuai kalori masuk dan aktivitas yang dilakukan. Makanan sampah juga harus saya hindari, kalau tidak maka tubuh akan mengembung seperti balon.

Saya teringat 40 tahun yang lalu, saat saya dan teman-teman mahasiswa diundang makan oleh pengusaha-pengusaha jepang, yang acaranya dijadwalkan setiap bulan sekali, saya pasti makan banyak, tanpa menghitung kalori yang masuk, atau tanpa memperhatikan diet ini-itu. Saya diundang makan dalam acara acara party atau pertemuan bisnis, sangatlah mengesankan bagi saya.

Saya bisa makan gratis, bergaul dan mendengarkan pengalaman mereka berbisnis dan memimpin bisnisnya. Ilmu dan pengalaman mereka sangat mahal, lama dan spesifik. Masing-masing pengusaha memiliki karakter, cara memimpin, visi, strategi dan pencapaian tersendiri. Jika mereka bercerita tentang pengalaman, ide bisnis dan visi bisnisnya, saya pasti menyimaknya dengan baik.

Apalagi jika mereka bercerita sambil minum sake, saya tahu mereka tidak mabuk, tapi pura-pura mabuk, sambil ngoceh mereka bercerita tentang pengalaman dan ide bisnisnya, saya menuangkan sake atau bir ke dalam gelasnya dengan sikap hormat.

Saya menjadi pendengar yang baik, saya mencatatkan dalam hati, sambil juga saya minum sake sedikit, sekedar menempelkan gelas ke bibir, agar kepala tidak pusing akibat alkohol. Sambil minum dan berkaraoke mereka saling memotivasi, dan juga memotivasi saya: “Gambatte, gambatte, yoroshiku, arigatou”, yang artinya, kerja keras, tolong, terima kasih.

Pengusaha itu bekerja keras dan harus bekerja keras, atau bangkrut. Mereka melakukan relaksasi dengan mengundang saya makan, bercerita dan berbagi cerita, saling memotivasi, saling menguatkan, berbagi energi dan menyerap energi muda dari anak muda, mahasiswa. Saya sangat senang. Saya sangat termotivasi menjadi pengusaha. Saya menikmatinya, menikmati jatuh bangun, untung rugi dalam setiap usaha.

Caranya adalah dengan hepi dan tertawa setiap hari. Saat saya ada kesempatan mengundang anak anak muda, mahasiswa makan bersama, mereka sangat gembira dan menikmati segala hidangan yang dipesan, sampai habis, tinggal piring kosong bernoda bumbu. Saya tersenyum mengenang masa lalu, yang sudah jauh berlalu, karena saya dulu begitu.

Nasihat saya kepada mereka, “makan banyak, olah raga banyak, belajar banyak, kerja banyak dan nanti cari uang banyak.” Jangan ikuti bapak yang sekarang makannya sedikit, karena perut bapak sudah buncit. Dulu juga bapak makan banyak, belajar banyak dan tertawa banyak. Mereka tertawa ragu mendengar nasihat saya yang sederhana. Setelah saya kasih beberapa nasihat hidup dan belajar lebih serius, baru mereka sadar bahwa nasihat saya ada isinya, walau saya sampaikan dengan lucu dan lugu.linktr.ee/pakolescom

)* Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini