Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, sekitar 90 km barat laut Kota Denpasar mampu menciptakan banyak peluang dan harapan yang mulai digarap pemerintah dan masyarakat, guna mengangkat kesejahteraan masyarakat dan kemampuan pemerintah setempat.
“Berkat visi dan misi perusahaan PT Karya Pak Oles Grup di Desa Bengkel sebagai tempat kelahiran Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab disapa Pak Oles sekaligus pusat pengembangan perusahaan mengalami kemajuan yang pesat,” kata Instruktur EM4 Pada IPSA Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
IPSA Bali adalah lembaga pelatihan pertanian organik berbasis teknologi EM yang dibangun oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990).
Ia mengatakan, IPSA Bali dibangun sejak tahun 1997 atau 27 tahun yang silam berhasil melatih 6.000 pertanian organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia untuk nantinya bisa diterapkan di daerahnya masing-masing.
Peserta latihan pertanian organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia dan dari Malaysia dengan persyaratan minimal mengikuti kurikulum selama seminggu termasuk persiapan kedatangan dan keberangkatan pulang.
Selain cabang-cabag usaha yang terletak di desa lain, Desa Bengkel sekarang berbeda dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Seni dan budaya dapat dibangkitkan seperti membuat sanggar tari, gamelan, memasak, berolah raga, yoga yang terprogram, sampai membuat lawar, sate, tempat meracik bumbu dan lain lain mendatangkan insruktur untuk melatih para penunjung/peminat.
Semua itu memerlukan banyak tenaga, masyarakat setempat menjadi lebih tenang dan senang berkat putra-putri mereka mendapat pendidik/terlatih sesuai hobinya, industri pertanianpun berkembang, koleksi tanaman obat, banyak menarik perhatian wisatawan mancanegara yagn sedang keliling dunia dengan kapal pesiar.
Gusti Ketut Riksa menilai, penampilan Desa Bengkel menjadi lebih baik, bahkan sangat menggembirakan yakni tidak terjadinya urbanisasi, anggota masyarakat memperoleh kesempatan kerja, desa berubah menjadi kota, semua orang di desa menjadi tenteram berkat bekerja dengan penghasilan yang tetap setiap bulannya.
Sementara Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menambahkan, masyarakat setempat memperoleh peluang dari keuntungan yang berlipat ganda dari pengembangan pertanian organik, membangun bidang kesehatan dan mendukung pengembangan sektor pariwisata di Pulau Dewata.
Salah seorang putra terbaik Bali alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) merintis IPSA Bali tahun 1997 atau 27 tahun yang silam setelah menyelesaikan pendidikan di Negeri Sakura.
Pengembangan lembaga pendidikan yang berbasis pertanian organik dengan teknologi Effective Microorganisms (EM) yang ditemukan Prof Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura Universitas Ryukyus Okinawa menggelar pelatihan secara rutin dua kali dalam sebulan hingga kini pesertanya tercatat 10.000 dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka terdiri atas kalangan generasi muda yang tertarik dengan pertanian organik, utusan dari berbagai instansi pemerintah, BUMN, perusahaan swasta yang akan menjalani masa purna bhakti, petani dan dari berbagai latar belakang lainnya yang mencintai pertanian organik.
Dari kehadiran IPSA Bali yang telah dikenal masyaraklat luas di Nusantara maupun mancanegara mampu menciptakan banyak peluang yang kini telah dirasakan masyarakat setempat dan pemeintah.
IPSA Bali tempat pelatihan dengan bangunan permanen yang cukup luas didukung dengan vila berkapasitas 16 kamar dan sarana pendukung lainnya berupa kolam renang.
Lokasi tersebut sebelumnya merupakan tanah pertanian yang tidak terurus milik orang tua Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles. Setelah Pak Oles menyelesaikan pendidikan di Jepang dan berhenti sebagai dosen Universitas Nasional Jakarta (1990-1995) kembali ke kampung tempat kelahirannya dengan misi Membangun Desa Membangun Bangsa.
Tanah yang terlantar itu dibangun sebagai tempat pelatihan pertanian organik, awalnya dengan bangunan gedung yang sangat sederhana. Di sekitarnya ditanami ratusan jenis tanaman herbal yang berkhasiat obat-obatan sebagai bahan baku Minyak Oles Bokashi dan puluhan jenis produk Ramuan Pak Oles.
Di sekitar lokasi tersebut kini berdiri megah dua buah pabrik yakni PT Karya Pak Oles Tokcer yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali dan PT Songgolangit Persada yang memproduksi Pupuk Hayati EM4 untuk pertanian, peternakan, perikanan dan mengtasi limbah, satu-satunya yang mendapat lisensi dari EM Research Organization (EMRO) Jepang.https://linktr.ee/em4