Pertanian Organik Berbasis EM Miliki Kandungan Nutrisi Kesehatan Tubuh

0
146
Ir. I Gusti Ketut Riksa Instruktur EM pada IPSA Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa menunjukkan buah mentimun yang dibudidayakan dengan EM4.

Teknologi Effective Microorganisms (EM) hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang mampu memberikan manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, yang aflikasinya sangat mudah,  murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“EM dapat menghasilkan bahan pangan yang aman untuk kesehatan dalam jumlah yang melimpah, memiliki kandungan nutrisi tinggi untuk kesehatan tubuh yang prima,” kata Instruktur EM4 pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. Gusti Riksa.

Ia mengatakan, IPSA Bali dibangun oleh Direktur Utama PT Songgolangit Persada Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, sekaligus agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

IPSA Bali yang dibangun tahun 1997 atau 27 tahun yang silam telah mencetak sekitar 6.000 petani organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia untuk diterapkan di daerahnya masing-masing untuk menghasilkan bahan pangan yang aman untuk kesehatan.

“Petani dan masyarakat yang menerapkan pertanian organik berbasis EM akan mampu mengembalikan kandungan nutrisi seperti semula yakni kandungan nutrisinya dapat memberikan kesehatan lahir dan batin,” ujar Gusti Ketut Riksa.

Tanaman konvensional yang dipupuk dengan pupuk kimia, tanaman tidak mampu lagi membentuk antioksidan; sehingga tanaman mudah diserang hama dan penyakit, sementara  tanaman organik mengandung lebih banyak kandungan antioksidannya, jika dibandingkan dengan tanaman konvensional.

Tanaman konvensional masih bisa hidup berkat hamanya yang dibasmi menggunakan pestisida kimia, sebenarnya tanaman ini tidaklah kebal. Jika petani dan masyarakat telah menerapkan pertanian organik akan mampu mengembalikan kembali kandungan nutrisinya seperti semula yakni mampu memberikan kesehatan kepada manusia.

Gusti Ketut Riksa mengungkapkan “apakah kita akan relatif bebas dari serangan hama dan panyakit setelah menerapkan pertanian organik?. Ia menjawab hama dan penyakit akan selalu ada, namun intensitasnya dalam keadaan terkendali, yakni tidak sampai menyebabka total gagal penen (puso).

Sedangkan dalam pertanian organik pasti berproduksi yang aman untuk kesehatan manusia secara lahir batin dalam jumlah yang melimpah, yakni mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang cenderung terus bertambah populasinya.

Tentang tanah dan air berkat sentuhan EM dapat disampaikan sebagai berikut (sbb): Melalui penerapan teknologi organik yang berbasis Effective Microorganisms4 (EM-4) permeabilitas tanah mengalami perubahan.

Tanah menjadi lebih gembur sehingga tidak terjadi “run off” di musim hujan yakni tidak terjadi erosi tanah bagian atas yang bersifat lebih subur, berkat peresapan air hujan ke dalam tanah akan menjadi lebih baik.

Kemampuan tanah untuk memegang air menjadi lebih kuat, hal ini sangat penting pada saat bertanam di musim kemarau karena penggunaan air menjadi lebih hemat, tutur Gusti Riksa, mantan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bangli sebelum memasuki purna tugas tahun 2002.

Ia mengaku saat masih aktif di Pegawai Negeri memimpin Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bangli pernah mengikuti lomba intensifikasi khusus (Insus) jagung. Lomba tersebut  dilaksanakan pada musim kemarau.

Beberapa kabupaten di Bali membatalkan ikut serta dalam lomba tersebut akibat tanaman jagungnya mati kekeringan, namun tanaman jagung peserta dari Kabupaten Bangli mampu bertahan hidup subur dan berbuah berkat menerapkan pertanian organik yang berbasis EM-4, memupuk menggunakan Bokashi padat dan mengocornya dengan Bokashi cair, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini