Instruktur EM: Pupuk Organik Tingkatkan Hasil Panen Tanaman

0
146
Ir. I Gusti Ketut Riksa Instruktur EM pada IPSA Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa menunjukkan buah mentimun yang dibudidayakan dengan EM4.

Petani dan masyarakat umum dapat memberikan pupuk organik untuk meningkatkan produksi hasil panen tanaman, dengan berbagai cara dan upaya, asalkan masih dalam koridor pupuk organik berbasis teknologi Efective Microorganisms 4 (EM4).

Komponen alami itu terdiri atas tanah, air, udara, angin, cahaya, kelembaban, pH dan lain-lain yang semuanya itu mempunyai andil untuk meningkatkan produksi bahan pangan yang aman dalam jumlah melimpah,” kata Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa yang mencetak petani organik dari berbagai daerah di Indonesia untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.

Ia yang juga Staf Ahli PT Songgolangit Persada, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Direktur Perusahan tersebut, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana. M.Agr, adalah agen tunggal untuk memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan, dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

“Kita belum mengetahui secara pasti yang mana dari komponen alam itu berperan menjadi penyebab utama, penyebab sekunder, tertier dari rendahnya poduksi hasil tanaman pertanian itu,” ujar Gusti Riksa.

Demikian juga belum tahu secara pasti berapa besaran produksi potensial yang bisa dicapai masing-masing tanaman, apalagi dikembangkan di berbagai lokasi yang berbeda.

Oleh sebab itu lakukan saja beberapa anjuran teknologi yang telah ditemukan para-ahli, peneliti, mudah-mudahan semua itu dapat meningkatkan produksi, karena jenjang produksi masih berpeluang sangat besar, jika dibandingkan dengan tingkat produksi yang telah ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang.

Dengan cara tersebut sangat berpeluang memperoleh hasil produksi yang senantiasa lebih tinggi dari produksi sebelumnya. Waktu saya masih duduk di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Negeri Mataram, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal istilah konsumsi mewah.

Oleh guru pengajar disarankan, berikan saja pupuk apa adanya, meskipun yang diberikan itu bukan merupakan faktor minimum yang sedang dihadapi oleh tanaman, cuma saja dosisnya jangan terlalu tinggi.

Pemberian pupuk itulah yang disebut ”konsumsi mewah”, sebagai salah satu contohnya adalah, jika menemukan gejala kekurangan phosfat pada suatu tanaman, sedangkan tidak memiliki pupuk phosfat, pupuk lain pun dapat diberikan, pupuk lain itu masih berpotensi meningkatkan produksi tanaman.

Oleh para guru pengajar disarankan, memberikan saja pupuk apa adanya seperti kalium, meskipun yang diberikan itu bukan merupakan faktor minimum, harap Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini