Warga stren Kali Surabaya, Jawa Timur mendapatkan latihan membuat pupuk organik padat Bokashi dari bahan eceng gondok dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian oleh Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH).
Direktur KLH, Imam Rochani menjelaskan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk mengurangi perkembangan populasi eceng gondok di Kali Surabaya, sekaligus melatih masyarakat membuat pupuk organik sendiri, guna mengembalikan kesuburan tanah.
Menurutnya, masyarakat wajib mengetahui hal itu, karena nantinya enceng gondok dapat dikelola dengan baik akan mampu memberikan manfaat secara ekonomi dan kesehatan.
“Enceng gondok ini mempunya banyak manfaat untuk pengobatan, pakan ternak, hingga sebagai pupuk organik cair maupun pupuk organic padat,” tutur Imam di sela sosialisasi Rumah Kompos Jalan Karah Surabaya.
Imam menjelaskan, eceng gondok memiliki 70 persen kandungan vitamin A1, B, C, kalium, fosfor, zat besi, kalori, karbohidrat dan sebagainya. Sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan. “Ada 16 pengobatan yang parameternya ada pada Eceng Gondok, mulai demam, sakit gigi, ginjal, dan sebagainya,” jelas Imam.
Eceng Gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dari hasil pupuk organik yang terbuat eceng gondok, selisihnya cuma nol koma dari pupuk lain. Dengan demikian manfaatnya sangat bagus jika digunakan sebagai pupuk tanaman.
“Dari pelatihan ini warga bantaran sungai diharapkan bisa membantu meningkatkan ekonomi melalui eceng gondok yang ada di bantaran sungai. Kami ingin menciptakan masyarakat Karah dengan ikon eceng gondok dikelola dalam bentuk apapun, baik pakan ternak, kerajinan, pupuk organik, atau pengobatan. Sehingga menjadi sentra UMKM di Kelurahan Karah. Dan sudah ada yang pesan untuk pakan ternak,” jelas Imam seperti yang dirilis web kominfo.jatimprov.go.id.
Sementara Bendahara KLH, Samsul Hadi menambahkan, proses pembuatan pupuk cair organik eceng gondok dan kangkung yang diambil dari sungai yang kemudian dinaikkan, selang waktu dua jam, tanaman rajang dan masukan ke mesin giling. Kemudian dari hasil giling dimasukan kedalam tong, dicampur kotoran hewan dan Effective Microorganisms 4 (EM4). Hasil fermentasi itu diperas, dimasukkan dalam kemasan botol. Dengan demikian pupuk organik cair bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Eceng gondok sisa perasan tadi bisa dijemur untuk digunakan menjadi pupuk kering organik.
Di tempat yang sama, Budi Yusvandayani, Lurah Karah mengaku senang terhadap usaha pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan oleh KLH. Apalagi ada kesamaan persepsi tentang program dari Kecamatan Jambangan dengan mengajak warga untuk peduli dengan kebersihan sungai.
Apabila warga sendiri telah tertib, tambah Yani panggilan akrab Budi Yusvandayani, maka dari pihak KLH berjanji untuk memberikan pelatihan kepada warga untuk mengolah enceng gondok menjadi pakan ternak.https://linktr.ee/em4