Instruktur EM: Bersatu Garap Lingkungan Dengan EM, Atasi Bencana Alam

0
94
Staf Ahli PT. Songgolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa dalam sebuah aktivitas.

Semua elemen masyarakat didukung aparatur negara diharapkan mampu bersatu padu bersama-sama menggarap masalah lingkungan dengan sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4) dalam berbagai aspek kehidupan, sebagai upaya mengatasi bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor dan lain sebagainya.

“Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang berhasil menemukan teknologi EM tahun 1980 melalui hasil penelitian selama 12 tahun berujung pada misi besar untuk melestarikan lingkungan,” kata Instruktur EM4 Pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa.

Ia yang juga Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP) menjelaskan, bencana alam tersebut sangat sulit ditanggulangi akibat belum banyak tersedia teknologinya.

Sedangkan yang masih bisa ditanggulangi dan teknologinya sudah tersedia antara lain untuk mengatasi radikal bebas, radiasi, logam berat, korosi, hujan asam, korosi, serta hormun lingkugan lainya yang dapat ditanggulangi dengan teknologi Effective Microorganisms (EM).

Ia mengatakan, mengatasi masalah lingkungan yang sangat luas dan kompleks, salah satu diantaranya meningkatkan kualitas air untuk air minum, air irigasi pertanian, air untuk memelihara ikan, tambak, usaha peternakan dan untuk berbagai aspek kehidupan lainnya.

Bahkan sudah banyak ada informasi tentang sungai yang mengandung E.coli, salmonela yang  membahayakan umat manusia, matinya ikan-ikan di danau di laut, ditambah lagi dengan air lingkungan yang berbau busuk, terakumulasinya berbagai polutan, endapan lumpur dan timbunan sampah yang dapat menyumbat saluran pembuangan.

Jika satu dari sepuluh rumah tangga secara aktif menggunakan EM untuk cuci-mencuci, mengepel lantai, menyiramkan pada tanaman di pekarangan, kamar mandi dan lain-lain mampu  memberikan manfaat yang luar biasa terhadap selokan sekitar rumah tangga, selokan yang lebih besar, sungai sampai ke lautpun air permukaan menjadi jernih.

Peningkatan kualitas air akan mampu mengundang kembali makro dan mikro flora air. Kedatangan biota mikro ini memancing ikan-ikan untuk datang karena biota mikro ini adalah pakan dari burayak ikan.

Berbagai jenis ikan yang lebih besar berdatangan, burung-burung pemakan ikanpun tampak kembali, berbagai usaha seperti penanaman rumput laut, kerang mutiara berkembang dengan baik dan keindahan alam yang dulu pernah dinikmati akan muncul kembali.

“Selain itu mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yakni minum air bersih dan berkualitas dan mudah-mudahan dapat terbebas dari berbagai penyakit berkat lingkungan yang sudah terrevitalisasi,” ujar Gusti Ketut Riksa.

Agen Tunggal di Indonesia

PT Songgolangit Persada (SLP) di Indonesia didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah satu-satunya di Tanah Air mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 lingkungan ke seluruh daerah di Nusantara.

Gusti Riksa menjelaskan, Prof. Teruo Higa meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan.

Selain itu bakteri tersebut mampu membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup. Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan Prof Higa berasal dari lima kelompok, dalam sebuah formula yang disebut EM.

Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.

Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengana hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.

Sebaliknya mikroba yang merugikan sebagai bakteri pembusuk yang dinamakan ion seperti natrium (Na), kalium (K), magnesium, cloor (CI), ferum (Fe(, zilkum (Zn) dan cuprum (Cu).

Gusti Riksa menjelaskan, dalam teori mikro nutrisi, selain menyerap ion, tanaman juga dapat menyerap de-ion, artinya tanaman yang menyerap de-ion akan lebih sehat dan kebal dibandingkan dengan tanaman yang hanya sebatas menyerap ion. Inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosintetik, bakteri yang lebih dikenal sebagai bakteri yang abadi tahan hidup pada suhu di atas 1000 derajat celsiun, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini