Revitalisasi Bumi, Hindari Pencemaran Lingkungan

0
133
Pekerja sedang membuat pupuk organik bokashi menggunakan EM4 di TPS Bhuana Asri Desa Selat, Klungkung.

Petani dan semua pihak diharapkan dapat menggunakan teknologi ramah lingkungan yakni pupuk organik Bokashi Kotaku dan Effektive Microorganisme 4 (EM4) dalam berbagai aspek kehidupan manusia untuk menghindari pencemaran lingkungan sekaligus melakukan revitalisasi terhadap bumi.

Teknologi pupuk organik dan EM4 yang diproduksi di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan dan di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng merupakan hasil penelitian Prof .Dr. Teruo Higa selama 12 tahun bersama mahasiswa yang kuliah di Universitas Ryukyus Okinawa Jepang (1968-1980) yang kini telah diterapkan oleh lebih dari 100 negara di belahan dunia.

“Temuan Prof Higa tentang EM sebagai sebuah teknologi yang bisa mengarah dan menunjuk pada berbagai dampak positif,” kata Staf Ahli PT Songolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli itu menjelaskan, upaya dan kerja keras Prof Higa kini berbuah manis, karena “Report and Recommendation USDA” memberikan lampu hijau kepada seluruh dunia agar menggunakan teknologi EM untuk mengembalikan kesuburan tanah dan melakukan revitalisasi bumi.

Dirut PT Songgolangit Persada Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr, salah satu mahasiswa S-2 dari Prof Higa telah merintis dan mengembangkan teknologi EM di Desa Bengkel, daerah pesisir utara Bali sejak 1990 atau hampir 34 tahun yang silam, merupakan satu-satunya di Indonesia. Pabrik yang berlokasi di daerah pesisir utara Pulau Bali itu menurut Yoshitaka Fukugauci, staf ahli penemu EM Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang saat melakukan supervisi ke pabrik EM Bali. Semua produksi EM4 itu diserap pasar ke berbagai daerah di Indonesia.

Yoshitaka Fukugauci yang bertugas di Johor Malaysia membawahi pengembangan dan produksi EM di lima negara yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia dan Selandia Baru itu secara berkesinambungan tiga kali setahun mengunjungi Pabrik EM di Bali. Didampingi Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir.Gede Ngurah Wididana, M.Agr, di hadapan ratusan karyawan pabrik EM di Desa Bengkel, Fuku Gauchi memuji prestasi dan semangat kebersamaan dalam mengelola pabrik EM hingga meraih yang terbaik. Terbaik dari segi mutu dan pemasaran produksi di antara lebih dari 100 negara yang menerapkan teknologi EM.

Prestasi gemilang itu berkat kemampuan mempertahankan mutu produksi EM, manfaatkan peluang pasar yang sangat luas yakni 34 provinsi di tanah air, meski belum seluruh daerah di Indonesia manfaatkan produksi ramah lingkungan. “Melalui kunjungan yang dilakukan secara berkesinambungan minimal tiga kali dalam setahun itu dapat mengontrol mutu sebagai modal dalam memenangkan persaingan merebut pasar,” ujar Yoshitaka Fukugauci.

Ia mengharapkan pengelola dan karyawan Pabrik EM di Bali, satu-satunya di Indonesia itu menjalin kerja sama untuk kelangsungan produksi EM jangka panjang, terutama dalam bidang distribusi pemasaran. Indonesia dan Malaysia umumnya sama dalam mengembangan teknologi EM untuk sektor pertanian, perikanan dan peternakan.

Penerapkan EM di Jepang selama ini mampu mengatasi masalah radiasi pascaterjadinya gempa dan tsunami beberapa tahun silam, sehingga pencemaran dapat ditanggulangi. Hingga saat itu 100 negara di belahan dunia, termasuk Indonesia telah memproduksi EM4 dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, perikanan dan peternakan.

Gede Ngurah Wididana merintis pengembangan EM4 di Bali, di Indonesia sejak tahun 1990 atau 29 tahun silam dengan belajar langsung dari penemunya Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang. Ia yang menampung ratusan tenaga kerja di daerah pedesaan dengan lingkungan yang asri itu produksi EM4 untuk mendukung pengembangan sektor pertanian yang ramah lingkungan menyangkut bidang peternakan, perikanan, perkebunan, tanaman pangan serta pengolahan limbah dan peturasan (WC).

EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan berasal dari alam Indonesia yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri atas bakteri lakrat, bakteri fotosentetik, ragi dan jamur mengurai selulose untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanah.

Menurut Gusti Ketut Riksa dengan menggunakan teknologi EM kesuburan tanah terus meningkat, bakteri dalam tanah terus bertambah dalam jumlah maupun jenisnya. Bakteri tersebut mampu menghasilkan Enzim untuk keperluan dan kebutuhan makluk hidup di muka bumi.

Dengan merevitalisasi bumi akan terjadi regenerasi yakni daur ulang bahan organik yang sangat berguna  bagi pengembangan komoditas pertanian dalam arti luas sekaligus menguntungkan bagi konsumen dan produsen. Produksi hasil pertanian tersebut mampu memberikan dampak positif spiritual dan material sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai tambah.

Dengan menerapkan pertanian organik yang ramah lingkungan bumi akan mampu memproduksi pangan kebutuhan hidup manusia yang populasinya terus bertambah, asalkan manusia itu tidak rakus. Gusti Ketut Riksa mengutip ungkapan pejuang kemanusiaan Mahatma Gandhi, bahwa artha termasuk kebutuhan pangan ini cukup untuk semua orang di muka bumi, tapi tidak cukup bagi seorang yang rakus.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini