Komunitas H2C Gelar Workshop Komposter Nol Rupiah Sentuhan EM

0
120
I Komang Suryawan, Pembina Komunitas Edan menunjukkan cara membuat Komposter Nol Rupiah dengan sentuhan EM.

Komunitas H2C (Humanity Hope and Care) Bali menyelenggarakan workshop pengolahan sampah organik komposter nol rupiah bertajuk “Mengais Rupiah Dari Sampah” di SD N0. 4 Abiansemal, Banjar Pande, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Rabu (18/10/23).

Workshop tersebut menghadirkan narasumber Pembina Komunitas Edan, I Komang Suryawan, Kepala Sekolah SD N0. 4 Abiansemal, I Wayan Rawa, Spd.SD, Ketua Komite SD N0. 4 Abiansemal, Made Rimanta, SST, Par, M.M., sejumlah guru pembimbing, orang tua murid dan 30 mahasiswa asing (pertukaran pelajar) dari Universitas Triatma Mulya, Kuta Utara.

Founder H2C, I Nyoman Suartawan mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan mendorong kesadaran lingkungan sejak dini, khususnya di kalangan generasi muda mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Dengan memfokuskan pada pengelolaan sampah, tujuan utama adalah mengajarkan mereka betapa pentingnya memahami dan melaksanakan praktik-praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pendekatan edukasi, kegiatan ini berusaha menciptakan efek domino, dimana pengetahuan yang diperoleh oleh anak-anak di sekolah dapat diimplementasikan di rumah bersama orang tua. Dengan demikian, pengolahan sampah dengan menggunakan Komposter Rp0 atau tanpa biaya dapat menjadi kebiasaan yang terjangkau dan dapat diadopsi oleh masyarakat secara luas.

“Salah satu aspek yang diusung oleh kegiatan ini adalah pengenalan terhadap konsep Komposter Rp0, sebuah metode pengolahan sampah yang dapat dilakukan tanpa biaya tambahan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan organik sehari-hari yang ada di rumah, komposter ini dapat mengubah sampah menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman ” ujarnya.

Diharapkan pula, dengan pendekatan ini setiap keluarga dapat mempraktikkan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan mendukung upaya melindungi lingkungan. Hal ini juga membuka kesempatan bagi mereka untuk terlibat secara aktif dalam upaya pelestarian alam.

Kunci keberhasilan dari kegiatan ini adalah peran penting orang tua dalam mendukung dan memperluas edukasi lingkungan yang diberikan kepada anak-anak mereka. Melalui kolaborasi yang erat dengan orang tua, diharapkan bahwa pengetahuan yang diperoleh di sekolah akan menjadi praktik sehari-hari di rumah.

Orang tua memiliki peran krusial dalam membimbing anak-anak mereka dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan demikian, kegiatan ini membentuk fondasi yang kokoh untuk menciptakan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan mempraktikkan solusi-solusi sederhana, namun signifikan, seperti pengolahan sampah dengan Komposter Rp0.

Komang Suryawan yang didaulat sebagai pembicara, berbagi pengalaman terkait mengolah sampah yang dilakukan di Sibang Kaja. Ia juga mengajarkan kepada murid yang dihadiri sejumlah orang tua murid cara mengolah sampah terutama yang bersumber dari limbah dapur untuk membuat pupuk organik dengan setuhan Effektive Microorganisme 4 (EM4) yang bermanfaat menjadi pupuk untuk tanaman dipekarangan.

Komang Suryawan yang merintis Komunitas Edan sejak tahun 2017 itu menambahkan, untuk mengaktifkan EM4 perlu diberi makanan yaitu molase atau air gula. “Ambil botol pelastik kemasan 1,5 liter isi dengan air yang tidak mengandung kaporit bisa menggunakan air sumur, sungai, hujan atau air cucian beras terus masukkan molase atau air gula tiga tutup botol dan EM4 tiga tutup botol. Selajutnya tutup dan kocok lalu diamkan 24 jam, selanjutnya bisa dipergunakan untuk pupuk atau menyiram tanaman,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut setiap orang tua murid yang hadir dibagikan produk EM4 pengolahan limbah 1 botol agar bisa dipergunakan di rumah masing-masing untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk yang mermanfaat untuk tanaman dan lingkungan sekitar.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini