Staf Ahli: Bumi dan Segenap Isinya Berubah Bersifat Alami

0
80
Ir. I Gusti Ketut Riksa, Staf Ahli PT. Songgolangit Persada dalam sebuah aktivitas.

Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menilai bumi dengan segenap isinya mengalami perubahan, namun semua hal yang keberadaannya bersifat alami akan tetap lestari dan stabil dibandingkan dengan hasil buah rekayasa manusia yang tidak alami.

“Berbagai pendapat menyebutkan, yang alami itu adalah bentuk lama yang dicintai, dicintai karena memberikan kenyamanan dalam jangka panjang,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur Effective Microorganisms (EM) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Ia mengatakan, meski ada dampak yang bersifat negatif, namun dampak tersebut pasti sangat minim yang dapat dieliminir secara alaminya.

Di alam semesta terdapat dua titik kekuatan yakni titik generatif dan regeneratif. Titik generatif dibangun oleh mikroba yang bersifat pathogen dan titik regeneratif dibangun oleh mikroorganisme yang berguna.

Bagi para ahli kimia baik dibidang kesehatan, farmasi dan bidang pertanian yang menjadi objek penelitian adalah kelompok pathogen. Untuk mencari formula guna membunuh pathoten itu para ahli konvensional dibidang kedokteran akan membunuh sebuah jenis penyakit dengan anti biotika.

Sedangkan para ahli pertanian membunuh dengan pestisida dan fungisida, bacterisida, herbisida yang semua bahan adalah zat kimia.

Hal itu berbeda dengan Prof. Dr Teruo Higa, guru besar hortikultura University of The Ryukyus Okinawa Jepang, penemu EM teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Ia meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan serta membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup yang berujung pada misi besar melestarikan lingkungan.

Prof Higa telah memilah mikroba berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan pertanian. Kelompok pertama yang berguna sekaligus sahabat manusia. Kelompok inilah yang dikumpulkan Prof Higa yang berasal dari lima kelompok dalam sebuah formula yang disebut EM.

Kelima kelompok tersebut terdiri atas bakteri asam laktar, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi, kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang dikenal dengan sebutan pahtogen.

Kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral, dari ketiga kelompok bakteri itu Prof. Higa lebih menitikbertkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi.

Sebaliknya mikroba yang merugikan sebagai bakteri pembusuk yang dinamakan seperti natrium (Na), Kalium (K), Magnesium (Mg), Cloor) (Cl), Ferum (Fe), Zinkum (Zn) dan Cuprun (Cu), ujar Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini