Effective Microorganisms (EM), teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat diterapkan dalam enam bidang kehidupan, guna mewujudkan masyarakat yang harmoni dan menyelesaikan isu global, terkait pencemaran lingkungan.
“Teknologi yang pertama kali dikembangkan di Jepang tahun 1980 oleh Prof. Dr. Teruo Higa dapat diterapkan dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan, limbah, industri dan kesehatan,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
Ia yang juga sebagai instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu menambahkan, teknologi EM dapat menggantikan produk industri kimia pertanian yang bersifat polutif.
Meski demikian, hingga saat ini masih ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa, teknologi kimia yang diterapkan pada sektor pertanian dapat meningkatkan produksi dengan biaya murah.
Gusti Ketut Riksa, mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli menegaskan, anggapan itu hanyalah bersifat sementara, karena kesuburan tanah akan terus menurun, serangan hama dan penyakit semakin tidak terkendali.
Hal itu juga disertai pencemaran lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Semua proses itu semakin mengancam kelangsungan hidup semua makluk hidup.
Dengan EM yang harganya sangat terjangkau, petani dapat membuat pupuk organik dengan biaya murah, mampu membuat bio pestisida, bio fungisida, bio bakterisida, bio urine, pupuk pelengkap cair (PPC), zat pengatur tumbuh (ZPT), bahkan mempu membuat bio desinfektan.
Semua itu tidak berbahaya untuk kesehatan manusia, bahkan mampu meningkatkan taraf derajat kesehatan. Dengan EM pula petani dapat meningkatkan produksi secara berkualitas dengan nilai jual lebih tinggi dan citarasa yang lebih nikmat, tutur Gusti Ketut Riksa. https://linktr.ee/em4