Ketut Arianata petani di Subak Jatiluwih, Banjar Kusambahan Kaja, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali menggarap lahan sawah secara organik berbasis teknologi EM.

Tanaman padi yang baru berumur 30-45 hari itu tampak tumbuh subur pada hamparan lahan datar yang sangat luas, sejauh mata memandang tanaman itu menghijau, “seolah-olah menari” berkat terpaan angin yang berembus tidak begitu kencang, yang dapat menambah semangat petani yang pagi hari itu sedang merawat tanaman yang akan menyambung kehidupan mereka. Nantinya.

Budidaya tanaman padi dengan perawatan dan pemupukan menggunakan pupuk organik padat bokashi sentuhan Effective Microorganisms (EM) sekaligus mampu meningkatkan produksi, sebagai penghasil beras memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat.

Ketut Arianata (52), seorang petani enerjik di Subak Jatiluwih, yang masuk Banjar Kusambahan Kaja, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali menggarap lahan sawah secara organik berbasis teknologi EM.

Ia adalah salah seorang dari ratusan bahkan ribuan masyarakat tani mengembangkan pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan pangan yang aman, nyaman untuk kesehatan dan menambah umur harapan hidup. Penggunaan pupuk hayati (EM4) pertanian adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sosok pria berbadan “subur” itu mengaku, setiap tahun produksi pertaniannya mengalami peningkatan hasil panen padi berupa beras merah Jatiluwih yang merupakan kawasan destinasi wisata yang sudah dikenal di dunia internasional.
“Banyak dampak positif dari mengembangkan pertanian secara organik berbasis teknologi EM4, yang saya amati, dari banyaknya biota yang kembali muncul di sawah sepeti cacing, belut, kodok dan satwa jenis lainnya,”ujarnya saat ditemui oleh Tim EM Indonesia Youtube Channel, baru-baru ini.

Suami dari Ni Nengah Yuniari (45) itu menjelaskan, meningkatnya hasil panen bisa dilihat dari awal perkembangan tanaman padi seperti jumlah anakan padi, tinggi padi saat mulai mengeluarkan buah, panjang malai padi, jumlah biji per malai.
“Biji padi juga kita masukkan kedalam air untuk melihat berapa jumlah yang tenggelam dan yang mengambang. Selain itu padi yang telah dijemur dan disimpan di dalam lumbung selama satu tahun jika ditimbang lagi hasilnya masih sama beratnya. Artinya kadar air tidak terlalu tinggi” kata Arianata.

Pengalam menggunakan EM4 pertanian terhadap tanaman padi telah dilakukan oleh Arianata sejak tahun 2010 atau 13 tahun silam. Dimana awalnya tanah seluas 60 are hanya bisa menghasilkan gabah 1,5 ton kini mencapai dua kali lipat mencapai 3 ton. “Ini merupakan pertanian berkelanjutan selain hasil bagus, tanah juga tidak cepat mengeras,” ujar Arianata yang juga pernah bekerja sebagai accounting di Hotel Best Western Kuta, Kabupen Badung, daerah pusat pengembangan pariwisata di Bali.

Pupuk organik padat-cair sentuhan EM

Arianata menceritakan, penerapan pupuk organik padat dan cair dengan sentuhan EM4 dilakukan sejak awal mempersiapkan lahan tanaman padi. Berhubung jenis tanah di lahan garapannya merupakan jenis tanah liat atau tanah merah tergolong tanah subur jadi cukup membuat pupuk organik bokashi dengan campuran 40 persen kotoran hewan sapi dan 60 persen serasah atau sampah organik dan ditambah abu kayu ditambah EM4 dan molase atau gula dicampur merata dengan kadar air 30 persen, selanjutnya difermentasi selama satu minggu.

Dalam penerapannya, sebelum sawah dibajak, jerami sisa panen dan rerumputan yang telah dipotong diratakan di atas tanah lalu disiram dengan EM4 aktif diamkan selama satu minggu hingga hancur. Selanjutnya baru sawah dibajak menggunakan traktor setelah itu ditabur pupuk bokashi. Selanjutnya untuk pembibitan mulai dari perendaman bibit juga menggunakan EM4.

Setelah bibit padi direndam dengan air berisi EM4 dan ditiriskan langsung diperam dengan karung sampai keluar kecambah. Selanjutnya langsung dibibit di lahan yang telah disediakan. Beumur lima hari dispray dengan pupuk cair dari urin sapi yang telah difermentasi EM4 dengan tujuan untuk ketahanan benih padi. Setelah berumur dua minggu padi siap ditanam.

Bibit yang telah ditanam dan berumur 10 hari dan akar sudah bisa menyerap unsur hara baru langsung disusul dengan pemupukan pertama. Menebar pupuk bokashi padat secara merata bisa dengan cara diinjak agar pupuk masuk dalam tanah. Selesai itu dilakukan penyemprotan dengan pupuk cair urin sapi berisi EM4 produksi PT Songgolangit Persada. Tujuan pemupukan pertama untuk merangasang pertumbuhan agar lebih bagus. Umur 25 hari merupakan masa beranak itu juga dipupuk padat dan cair dosisnya lebih sedikit untuk merangsang perkembangan anak.

Setelah rimbun perlu dibuat sela-sela sambil menyabut gulma aga sinar matahari bisa masuk menyinari tanaman padi. Mendekati usia tiga bulam masuk ke fase generatif atau padi sudah mulai bunting jadi butuh asupan nutrisi pupuk lagi baik pupuk cair maupun padat. “Satu bulan menjelang panen juga dilakukan pemupukan organik cair dengan cara disepray yang dekenal dengan istilah jos”.ujar Arianata yang juga ketua Komunitas Luhur Mengening adalah kelompok petani padi organik.

Satu Tangkai berisi 1.000 butir

Sementara Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa mengungkapkan, tanaman padi yang dipelihara dengan menggunakan pupuk organik bokashi setiap tangkai padi terdapat 1.000 butir gabah, dengan kadar air 14 persen dan mempunyai berat 29 gram.
Varietas padi yang sama dengan dengan perawatan menggunakan teknologi kimia hanya seberat 26-27 gram. Demikian pula alamanda catartika tanaman yang biasanya tidak berbuah, jika dipupuk dengan bokashi dapat berbuah seperti buah rambutan yang jaraknya antara yang satu dengan lainnya lebih rapat.

PT. Songgoilangit Persada didirikan Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr merupakan satu-satunya di Indonesia sebagai agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan pupuk hayati Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian, peternakan, perikanan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EM Research Organization (EMRO) Jepang.

Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng menambahkan, meskipun demikian tidak semua tempat dapat memberikan reaksi yang sama karena pasti terjadi kondisi lingkungan dan kesuburan tanah yang berbeda. Hanya saja banyak kalangan tetap menyakini, teknologi EM dapat bertambah lebih baik pada kehidupan umat manusia di muka bumi.

Tanaman padi yang dipelihara menggunakan pupuk organik bokashi tumbuh subur dan mengalami panen pada saat tanaman padi daun benderanya masih hijau, berbeda dengan tanaman padi yang dipupuk zat kimia saat padi dipanen daun-daunnya sudah mengering.
Pengalaman lain yang sulit diterima dengan akal sehat, yakni kebun tomat seluas 30 are yang dikembangkan di Desa Lantih, Kabupaten Bangli, semua tanaman tomat diperlukukan sama yakni memakai pupuk bokashi, namun hanya satu pohon tanaman tomat sangat banyak padat tanpa rongga.

Pada tanaman tomat yang lain, ukuran buah biasa-biasa saja, namun daging buah tomat lebih padat dan tebal dibandingkan tanaman lainnya. Dengan pupuk organik bokashi buah tomat dapat bertahan lebih lama, meski disimpan dalam suhu sebatas kamar.
Dalam kaitan itu teknologi EM dapat menunjukkan mujizat, jelas sulit diurai secara ilmiah, namun hasilnya sangat nyata dapat ditangkap dengan kelima panca indera setiap manusia, ujar Gusti Riksa, pensiunan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli puluhan tahun yang silam.

EM Semakin dibicarakan Orang

Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurh Wididana, M.Agr menilai pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan limbah di Indonesia kini semakin viral dan banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan.
EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan banyak dibicarakan dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama mendukung pertanian organik yang semakin menarik perhatian petani, peternak, petambak dan masyarakat luas untuk menekuninya, guna menghasilkan bahan pangan yang aman untuk kesehatan.

EM4, produk ramah lingkungan mendukung pengembangan pertanian organik dengan harga yang sangat terjangkau, kehadirannya kini semakin memasyarakat dan dikenal masyarakat luas karena kontroversial yang bisa diperbanyak sesuai kebutuhan konsumen, petani, peternak dan petambak ikan maupun udang.

Cara memperbanyak EM sangat mudah dan bisa dilakukan oleh setiap orang asalkan terlebih lebih dulu membeli EM4 asli sebagai aktivator di penyalur, agen atau toko pertanian untuk selanjutnya diperbanyak.
EM4 di Indonesia yang terdiri atas empat varian produksi PT Songgolangit Persada, agen tunggal yang satu-satunya di Indonesia mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan EM4 ke seluruh daerah di Indonesia.

Jajaran direksi, manajemen dan karyawan PT Karya Pak Oles Grup menurut Dr. Wididana yang mengadopsi langsung teknologi EM dari Jepang ke Indonesia, sekaligus pelopor pertanian organik akan lebih fokus dan serius mengembangkan produk-produk baru yang bervariasi berbasis (EM) maupun produk turunan untuk mendukung pengembangan pertanian organik.

Produk-produk baru yang ramah lingkungan tentu dapat memberikan manfaat bagi petani dan masyarakat luas untuk mengembangkan pertanian organik yang murah dan terjangkau, namun mampu menghasilkan bahan pangan yang aman dan nyaman dikonsumsi untuk meningkatkan derajat kesehatan dan menambah umur harapan hidup.

PT Songgolangit Persada yang bernaung dibawah bendera PT Karya Pak Oles Grup mengelola sejumlah pabrik di Jawa dan di Bali yang memproduksi EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah untuk dipasarkan ke seluruh daerah di Nusantara, yang selama ini konsumen dapat dilayani dengan baik.

Hampir semua pabrik yang memproduksi EM4 di Jawa dan Bali telah diperluas ditingkatkan kapasitas produk untuk mengantisipasi peluang semakin baiknya bisnis pupuk organik. Selain pupuk hayati EM4 juga memproduksi pupuk organik padat Bokashi Kotaku yang cocok untuk menyuburkan semua jenis tanaman pepohonan.

EM bisa digunakan dalam skala usaha industri untuk meningkatkan kesuburan lahan yakni pemupukan tanaman padi, palawija, hortikultura, tanaman cengkeh, jeruk, tanaman durian, sayur mayur maupun tanaman hias dan tanaman bunga-bungaan.
Semua itu menghasilkan bahan pangan yang sehat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang setiap saat jumlahnya terus meningkat, sehingga kebutuhan pangan bisa dipenuhi secara mandiri tanpa lagi tergantung pada negara lain, harap Dr. Wididana.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini