Ida Bagus Ketut Oka menunjukkan buah jeruk dengan buah besar, mulus dan manis di kebun organik miliknya di Bayung Gede, Penelokan, Kintamani, Kabupaten Bangli.

Seorang pelaku Pariwisata yang belakangan tertarik menekuni kebun jeruk organik Ida Bagus Ketut Oka mengaku, sangat senang, bahagia dan penuh kedamaian menjadi petani jeruk organik di Bayung Gede, Penelokan, Kintamani, Kabupaten Bangli yang berhawa sejuk sejak tiga tahun terakhir.

“Teman-teman, terutama yang sudah purna bhakti mari kita bertani mengembangkan komoditas pertanian sesuai kesenangan masing-masing, karena prosesnya dari tidak ada menjadi ada melalui tahapan pengolahan tanah, penanaman bibit, pemeliharaan hingga pemetikan hasil yang betul-betul membawa kenikmatan,” tutur Ida Bagus Oka ketika menerima kunjungan tim youtube Em Indonesia Official PT Songgolangit Persada.

Kunjungan tim tersebut dipimpin Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali Irkham Rosidi disertai Staf Ahli PT SLP Ir. I Gusti Ketut Riksa dan Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto.

Pengusaha sukses pemilik restoran grup di kawasan wisata Sanur itu mengaku, awalnya tidak memiliki latarbelakang dan keterampilan dalam bidang pertanian, namun berkat bimbingan dan bantuan Tim Pak Oles yakni PT Songgolangit Persada yang memproduksi pupuk organik padat Bokashi Kotaku dan Effective Microorganisms 4 (EM4) mulai mengembangkan tujuh jenis tanaman jeruk yang mampu tumbuh subur.

Sebanyak 1.600 pohon jeruk dikembangkan pada lahan seluas 2,4 hektar di Bayung Gede, Penelokan, Kabupaten Bangli sejak tiga tahun dengan sentuhan pupuk organik berbasis teknologi EM dari Jepang kini sudah menghasilkan, masing-masing pohon buahnya meyakinkan yakni jumlahnya banyak dan berkualitas.

Tujuh jenis jeruk yang dikembangkan secara terpadu (tumpang sari) dengan cabai, kool dan jenis sayur mayur lainnya terdiri atas atas jeruk Bali, jeruk siam, selayar, jeruk peras, jeruk nipis dan lemo.

Jeruk organik yang dihasilkan dengan rasa manis, banyak airnya, ukurannya besar, kulitnya mulus diserap oleh supermarket dan toko penjual buah-buahan di Kota Denpasar dan kabupaten lainnya di Bali.

Ida Bagus Oka mengaku, awalnya menekuni kegiatan sebagai petani sangat awam, namun berkat bimbingan dan banyak belajar dari Tim Pak Oles serta belajar dari buku selama tiga tahun menjadi petani akhirnya menikmati sampai sekarang dan hari esok.
Bertani jeruk organik dengan sentuhan EM sangat mengasikkan, terutama saat membawa gunting untuk memetik buah jeruk yang menguning bergantungan di pohon yang bisa dijangkau dengan mudah.

Kebun dalam lahan seluas 50 are (setengah hektar) yang ditanami 400 pohon jeruk Bali mampu menghasilkan dua ton. Pasca panen kembali dipupuk dengan bokashi Kotaku, pupuk organik cair sentuhan EM dalam panen berikutnya meningkat dua kali lipat, bahkan bisa mencapai lima ton.

Produksi jeruk yang melimpah dapat memberikan nilai ekonomis bagi petani, selain menikmati rasa senang dan bahagia bertani komoditas jeruk juga memperoleh kesehatan yang prima dari aktivitas keseharian di bawah sinar matahari.

“Saya sengaja dari kawasan wisata Sanur, Denpasar pergi ke Penelokan, Kintamani, Bangli untuk berkebun pada lokasi ketinggian 1.323 meter di atas permukaan laut untuk menikmti udara yang segar, bersih dengan panorama alam yang menakjubkan,” tutur Ida Bagus Oka.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini