Oleh: Ketut Sutika

Pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) di lahan sempit dalam lingkungan rumah tangga, dengan memanfaatkan media pot mampu menyehatkan masyarakat dan menciptakan peluang ekonomi.

Upaya tersebut sekaligus menjaga lingkungan, ketahanan pangan, kesehatan, kenyamanan dan menjaga kearifan lokal, meskipun waktu yang dimiliki sangat terbatas, seperti yang diungkapkan Pakar Pertanian Organik dan pelopor pertanian organik Indonesia, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Sosok pria enerjik, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan program pasca sarjana (S2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menilai, masyarakat kota umumnya memiliki pekerjaan yang padat, sumber daya terbatas sehingga banyak diantara mereka mengalami stres.

Pertanian perkotaan  merupakan obat stres (stress relaksasi) dengan cara bertanam, berkreasi dan menjadi inspirasi mencari gagasan-gasan baru yang cemerlang dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan dalam skala kecil,

Dengan menekuni usaha pertanian organik di saat waktu luang merupakan obat menghindari kejenuhan dari aktivitas keseharian, sehingga tidak perlu dengan obat atau terapi yang mahal cukup berkebun atau merawat binatang kesayangan.

Pertanian yang digeluti dengan kesenangan (hobi) itu juga sebagai olah raga, menghasilkan ekomoni tambahan atau menghemat pengeluaran rumah tangga dari hasil sayur mayur, cabai dan kebutuhan dapur lainnya.

Sekarang berkat kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi yakni media sosial dapat mendorong terbentuknya komunikasi antar komunitas pecinta-pecinta tanaman seperti komunitas tanaman anggur, tanaman bonsai dan sejenisnya.

Mereka yang tergabung dalam berbagai komunitas atau menjadi bagian dari sebuah kelompok yang sedang ngetren di daerah perkotaan akan menjadi manusia yang cinta terhadap lingkungan, tanaman, bertoleransi dan  selalu bersyukur.

2,5 persen sukses bisnis

Dr. Wididana yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada, agen tunggal yang memproduksi dan menjual pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) ke seluruh daerah di Indonesia, mendapat lisensi dari EMRO Jepang itu menungkapkan, sekitar 2,5 persen mereka yang sukses mengembangkan usaha bisnis berbasis sektor pertanian, berawal dari usaha kecil-kecilan berdasarkan hobi, kesenangan terhadap komoditas pertanian.

Kesenangan mengembangkan tanaman bunga-bungaan, buah-buahan, hortikultura seperti cabai, tomat, mentimun dan jenis tanaman lainnya yang koleksinya mencapai ratusan jenis dengan mudah dapat dikenal masyarakat luas dan segera menghubungi jika membutuhkan tanaman tersebut.

Dr. Wididana yang juga akademisi Universitas Nasional Jakarta itu menambahkan, mereka yang memiliki koleksi berbagai jenis tanaman durian unggul, manis dan berbuah banyak, tentu dengan mudah bisa menjadi mitra gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Gerakan PKK mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional mempunyai program untuk menyalurkan bibit tanaman buah-buahan, bunga-bungaan, sayur mayur dan pangan kepada anggota untuk dapat dikembangkan di tingkat rumah tangga.

Demikian pula tanaman umbi-umbian, biji-bijian, tanaman obat keluarga (Toga) yang mempunyai khasiat sebagai obat dapat dibudidayakan di pekarangan rumah untuk mewujudkan prinsip kemandirian pengobatan keluarga. Semua itu mampu mewujudkan lingkungan yang asri, rimbun, bersih dan saluran limbah mengalir jernih dengan lancar.

Jika 20 persen saja masyarakat kota berperan secara aktif terhadap pengembangan pertanian perkotaan, secara mudah dan cepat masyarakat lainnya akan tertular untuk bersama-sama membersihkan dan menyejukkan lingkungan untuk kehidupan yang bersih dan terwujudnya ketahanan pangan.

Sentuhan EM

Sementara Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menjelaskan, pengembangan pertanian organik perkotaan dengan sentuhan EM sangat mudah dan murah, karena masyarakat kota dapat memanfaatkan sampah organik, sampah dapur yang semuanya mudah terurai menjadi pupuk ramah lingkungan.

Masyakat dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana produksi secara mandiri tanpa tergantung pada produk-produk keluaran pabrik. Media tanah di dalam pot atau media lainnya di lahan pertanian sempit di perkotaan yang didominasi mikroba menguntungkan menjadi tumbuh subur dan berbuah.

Tanah yang diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan secara alami, agar daya dukungnya tetap tinggi dengan tetap menerapkan pertanian organik. Lahan pertanian maupun perkebunan yang didominasi oleh mikroba yang menguntungkan tanpa sentuhan pupuk kimia dan semprotan racun kimia, tanaman tubuh subur, sehat dan memberikan hasil maksimal.

Demikian pula lahan sawah yang diberi pupuk bokashi tanaman padi menjadi tumbuh subur dan panen pada saat daun bendera masih hijau.

Panen padi itu berbeda dengan penggunaan pupuk kimia, pada saat padi itu dipanen daun-daun padi sudah mengering. Dengan pertanian organik berbasis teknologi EM bulir-bulir gabah lebih mentes. Berkat teknologi EM mampu merubak lahan-lahan pertanian yang kurus dan penyakitan menjadi lahan subur.

Dengan teknologi EM semakin lama lahan pertanian akan semakin baik, sangat berbeda dengan teknologi kimia yang menyebabkan lahan pertanian semakin lama semakin keras, semakin tipis, kurus dan produktivitas tanah terus menurun.

EM dalam rumah tangga juga dapat digunakan untuk mencuci bahan pangan seperti sayur dan buah-buahan, merendam daging, beras maupun mencuci piring.

Demikian pula bisa digunakan untuk mencuci pakaian, mengepel lantai, menyiram kloset agar terhindar dari patogen dan bau busuk. Limbah dari cucian dapat membersihkan saluran pembuangan air (got) dari genangan lumpur busuk, tutur Gusti Riksa. linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini