Staf Ahli: EM Buktikan Kemampuan Tekan Pencemaran

0
131
I Gusti Ketut Riksa saat menyampaikan materi dalam Seminar Pertanian Organik Dengan Teknologi EM4 melalu zoom.

Teknologi Effective Microorganisme (EM) dapat membuktikan kemampuannya untuk menekan pencemaran  kimia, oksigen bebas bahkan radiasi nuklir, berkat sinergis makluk hidup yang disebut mikroba.

“Oleh sebab itu teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat diterapkan dalam semua aspek kehidupan, sekaligus  meningkatkan kualitas lingkungan yang telah tercemar,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa.

Ia yang juga sebagai instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu menambahkan, dengan menerapkan teknologi EM berarti tidak ada lagi limbah akhir yang disebut “zero waste”.

Penemu teknologi EM adalah Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang, sebuah formula EM terdiri atas 80 spesies mikroba yang berguna.

Setelah diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan, diketahui bahwa dari satu mikroba bisa mendatangkan mikroba-mikroba lain yang sama-sama menguntungkan.

Dari satu mikroba itu bisa membentuk sebuah grup mikroba baru dan seterusnya bertambah sesuai bidang aplikasi teknologi.

Gusti Ketut Riksa menjelaskan, meski demikian hasil kerja EM bukan seperti membalikkan telapak tangan, namun membutuhkan ketekunan, kesabaran, kebersamaan, waktu dan metode yang benar saat menerapkan di lapangan.

“Hanya perlu diingat, jangan coba-coba mencampur EM dengan pestisida, bakterisida, fungisida maupun antibiotik lain. Bahan kimia tersebut justru mengganggu kehidupan dan perkembangan mikroba EM,” tutur Gusti Ketut Riksa.

Ia menjelaskan, hingga kini belum diketemukan dampak negatif yang ditimbulkan karena prosesnya bersifat alami. Para peneliti hingga kini terus menggali kemampuan dengan memperbanyak grup-grup kerja, menambah jumlah dan jenis yang bermanfaat,

Dari semua itu yang terpenting adalah mempercepat proses revitalisasi bumi yang terlanjur mengalami degenerasi oksidatif ke tingkat yang lebih berbahaya, kata Gusti Ketut Riksa. https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini