Dr. Wididana: Gerakan Sosial Masyarakat Untuk Pangan

0
77
Gede Ngurah Wididana, Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup

Pakar Pertanian organik, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, pembangunan pertanian perkotaan (urban farming) sebagai gerakan sosial masyarakat kota mulai dari masing-masing rumah tangga mampu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan, khususnya sayur mayur, cabai dan kebutuhan dapur sehari-hari.

“Dalam mewujudkan ketahanan pangan, msing-masing rumah tangga perkotaan dapat secara mandiri mengembangkan komoditas pertanian, khususnya sayur mayur, cabai dan kebutuhan dapur lainnya di lahan sempit dengan menggunakan media pot,” kata Gede Ngurah Wididana yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada pada seminar zoom mengusung tema “Pengembangan Pertanian Perkotaan” yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Rabu (12/10)

Dr. Wididana yang juga akademisi Universitas Nasional Jakarta dalam webinar yang dipandu dosen Unas Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr menegaskan, masyarakat kota dapat secara kreatif mengembangkan komoditas pertanian agar mampu menyiapkan makanan yang sehat dan bergizi bagi seluruh anggota kelaurganya.

Ketahanan pangan yang dapat diwujudkan dengan harapan setiap rumah tangga mampu menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi seluruh anggota keluarganya, yang juga dapat diusahakan melalui hasil kerja dari kegiatan yang dilakoninya sehari-hari.

Alumnus Faculty Agriculture University of The Rukyus Okinawa, Jepang itu menjelaskan, masyarakat Bali hampir 60 persen menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata.

Namun pada masa pandemi Covid-19 sektor pariwisata Bali “mati suri” akibat tidak ada kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri ke Bali, otomatis tidak ada lapangan kerja yang bisa diandalkan.

“Dalam menghadapi kondisi seperti itu masyarakat kota. terutama yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata, kembali ke kampung masing-masing untuk menyambung hidup dengan menggeluti sektor pertanian,” tutur Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles.

Sedangkan masyarakat yang tetap bertahan di kota di tengah pandemi Covid-19 mengalami kesulitan untuk hidup, karena tidak memiliki uang dan persediaan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun setelah pariwisata Bali kembali menggeliat yakni mulai adanya kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri sektor pariwisata secara bertahap mulai bangkit.

Masyarakat yang tadinya kembali ke desa untuk mengusahakan pertanian demi untuk menyambut hidup kini telah kembali ke kota untuk bekerja, meskipun peluang kerja dan berusaha belum maksimal.

Namun dengan konsep pertanian perkotaan di lahan sempit mereka dapat mengusahakan tanaman sayur mayur, cabai dan bumbu dapur agar dapat membantu kebutuhan sehari-hari.

Dengan demikian pertanian perkotaan mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan, baik menyangkut mutu dan ragam dari waktu ke waktu untuk bisa hidup di tengah himpitan ekonomi yang masih terasa berat akibat pandemi covid-19.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini