Dr. Widi: EM4 Dukung Program Urban Farming

0
147
Direktur Utama PT Songgolangit Persada Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menunjukkan produk EM4 dalam bidang pertanian.

Effective Microorganisms (EM4), teknologi murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan mendukung Pertanian perkotaan (urban farming) yakni aktivitas masyarakat menyangkut bidang pertanian dalam arti luas, meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan pertamanan.

“Urban farming dilakukan di lahan terbatas, dalam usaha kecil, untuk tujuan hobi, seni, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya, dan ekonomi,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang bernaung di bawah PT Karya Pak Oles Grup.

Dr. Widi yang akrab disapa Pak Oles juga menjabat sebagai dosen terbang Universitas Nasional (Unas) Jakarta mengungkapkan hal itu dalam kertas kerja berjudul “Pembangunan Pertanian Perkotaan Mewujudkan Kemandirian Pangan dan kehidupan yang sejuk” secara online kepada mahasiswa dan dosen yang dipandu Ir, Inkorena GS Sukartono, M.Agr baru-baru ini.

Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus, Okinawa Jepang itu menjelaskan, relaksana (Reefeshing) sebagai hasil dari aktivitas urban farming memberikan kepuasan atau kenikmatan tersendiri yang dapat menyembuhkan penyakit dan mengendorkan ketegangan hidup di kota.

Efek penyembuhan tersebut dikenal sebagai agrotherapy yakni penyembuhan dengan melakukan aktivitas pertanian. Pertanian perkotaan di tingkat rumah tangga dilakukan dengan menanam bunga, sayur mayur dan buah di pekarangan atau halaman rumah, di dalam pot atau langsung di tanah.

Pupuk tanaman yang digunakan berupa limbah organik dari dapur yang difermentasi dengan Effective Microorganisms (EM4). Fermentasi bertujuan untuk mempercepat penguraian limbah organik menjadi pupuk organik.

Limbah organik dapur dikumpulkan dalam ember tertutup dan di atas tumpukan limbah disiramkan EM4, bisa juga ditambahkan dedak untuk media tumbuh EM4, ujar Dr. Widi yang satu-satunya di Indonesia diberikan lisensi dari EM Research Organization (EMRO) Jepang untuk mengembangkan EM4 pertanian.

Ia menjelaskan, cairan limbah bisa ditampung dengan mengalirkannya melalui keran pada bagian bawah ember. Cairan limbah organik dapur dicampur dengan air untuk disiramkan pada akar tanaman.

Limbah yang terfermentasi ditanamkan di dalam tanah, dekat akar tanaman, atau ke dalam pot. Limbah air cucian beras juga bisa difermentasi untuk pupuk organik. Air cucian beras dan air cucian ikan dan daging dikumpulkan ke dalam ember yang bertutup rapat dan diberikan EM4 dengan konsentrasi 5 persen dan gula merah atau gula pasir 5 persen.

Penambahan gula merah atau gula pasir bertujuan untuk makanan atau sumber energi EM4 memfermentasi. Cairan limbah dapur akan terfermentasi dalam waktu satu minggu dan langsung bisa digunakan untuk disiramkan ke akar tanaman dengan melarutkannya ke dalam air.

Cairan limbah fermentasi juga bisa dituangkan ke peturasan (toilet) dan selokan untuk tujuan menghilangkan bau toilet, selokan sekaligus mengurangi berkembangbiaknya nyamuk.

Taman-taman kota juga dipupuk dengan pupuk organik dari sampah kota dari fermentasi sampah organik kota dengan EM4. Taman-taman kota otomatis menjadi asri dan rindang, sehingga kualitas udara, tanah, dan air di kota menjadi bersih dan sehat.

Setiap rumah tangga menyumbang beberapa tanaman atau puluhan tanaman yang ditanam di tanah dan pot, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap keindahan kota dari dalam rumah.

Tanaman pangan seperti sayur, buah, dan empon-empon yang ditanam di pekarangan rumah juga memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan, walaupun dalam skala kecil, tapi karena merupakan gerakan masyarakat, sehingga kontribusinya menjadi nyata.
Pertanian perkotaan merupakan gerakan masyarakat kota yang cinta pertanian. Gerakan ini memberikan kontribusi terhadap kualitas lingkungan tanah, air, dan udara di kota.

Urban Farming juga bisa menjadi sarana pendidikan, pelatihan pertanian untuk generasi muda dalam rangka mencetak generasi petani dan cinta pertanian di masa depan. Tanah kosong dan terlantar bisa digunakan untuk urban farming dengan meminjam, menyewa, atau kerja sama.

Pemerintah kota/pemkab bertanggung jawab memajukan urban farming dengan membuat peraturan daerah, sehingga ini menjadi gerakan masyarakat.

Urban farming juga bisa diterapkan dengan membuat taoge atau kecambah dari kedelai dan kacang ijo untuk sayur. Mengawetkan bahan makanan untuk asinan sayur dan buah dengan gula, asam, ragi, dan bakteri asam laktat serta bakteri asam asetat juga merupakan aktivitas urban farming di dapur.

Tujuan urban farming adalah untuk ketahanan pangan keluarga, hobi, keindahan, dan kelestarian lingkungan. EM4 mendukung urban farming melalui aktivitas menyuburkan tanah, daur ulang limbah organik, dan pemurnian lingkungan tanah dan air. https://linktr.ee/em4 #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini