
Sebanyak 15 siswa SMA Green School didampingi dua orang guru mengunjungi Pak Oles Green School (POGS) di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur, pada Rabu (27/8). Kunjungan edukatif ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai jenis tanaman herbal berkhasiat obat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Rombongan siswa disambut hangat oleh Manajer POGS, Koenjoro Adijanto, yang akrab disapa Yoyok. Dalam sesi pembelajaran, Yoyok memaparkan beragam tanaman obat yang ditanam di lahan seluas 40 are milik POGS. Lahan ini merupakan miniatur kebun herbal yang digunakan sebagai bahan baku produk-produk tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, termasuk produk unggulannya, Minyak Oles Bokashi.
Selain mengenal jenis-jenis tanaman obat, para siswa juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung cara membuat loloh atau jamu tradisional Bali. Bahan-bahannya berasal dari tanaman herbal yang tersedia di POGS seperti daun beluntas, kayu manis, belimbing wuluh, jeruk nipis dan lainnya.
Tak hanya itu, kegiatan semakin menarik dengan adanya praktik pembuatan pupuk organik bokashi dari kotoran ternak, serasah, dedak, serta bahan organik lain yang difermentasi menggunakan biokativator EM4 (Effective Microorganisms 4). Para siswa juga mencoba langsung menanam tanaman obat seperti lidah buaya, cocor bebek, dan kumis kucing.
Kepala Sekolah SMA Green School, Peni Betasari, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program “kelas jalan-jalan”, yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar langsung di lapangan.
“Tujuannya agar siswa mengenal tanaman herbal yang ada di Bali dan manfaatnya. Harapannya, setelah memahami, mereka bisa membuat proyek akhir berupa produk berbahan dasar tanaman herbal lokal,” ujar Peni.
Ia menambahkan, produk yang dikembangkan siswa nantinya bisa berupa loloh, bubuk daun kelor, atau olahan herbal lainnya yang ramah lingkungan dan berbasis kearifan lokal. Untuk mendukung proses tersebut, Green School telah menyediakan laboratorium khusus dan tenaga ahli dalam bidang sains dan eksperimen.
Sebagai kelanjutan program, para siswa juga akan diajak mengunjungi perusahaan lokal yang bergerak dalam pembuatan produk herbal seperti minyak atsiri, kunyit bubuk, dan kelor bubuk.
“Kami pilih POGS karena perusahaan Pak Oles sudah sangat berpengalaman dan kompeten di bidang tanaman herbal,” tambahnya.
Peni menekankan pentingnya kesadaran generasi muda terhadap potensi tanaman herbal lokal. “Anak-anak perlu tahu bahwa tanaman di sekitar mereka bisa menjadi alternatif alami untuk menjaga kesehatan, bukan hanya bergantung pada obat kimia,” tegasnya.
Menariknya, siswa Green School berasal dari lebih dari 40 negara, termasuk Jepang, Rusia, India, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Hal ini menjadikan pengalaman belajar mereka semakin kaya karena terjalin pertukaran budaya dan wawasan yang luas tentang pemanfaatan herbal secara global.linktr.ee/pakolescom