Ir. I Gusti Ketut Riksa, Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP) dan Instruktur Institut Pengembangan Suber Daya Alam (IPSA) Bali.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa)*

Dari judul tulisan ini, yang dimaksud bukanlah membuat atau menciptakan air bersih namun merubah kualitasnya agar layak digunakan sebagai mana mestinya. Para ahli telah meramalkan bahwa suatu saat nanti dunia akan kekurangan air bersih, oleh sebab itu sejak dini harus sudah disiapkan jalan keluarnya.

Dunia juga telah menyepakati bahwa teknologi Effektive Microorganisme (EM) salah satu pilihan untuk mengatasinya. Disamping itu para ahli telah membentuk suatu wadah yang diberi nama ”Waste Water Forum” yang disingkat dengan WWF bersekala dunia.

WWF ini diselenggarakan setiap 3 tahun bergantian antar negara untuk berdiskusi, tukar menukar pengalaman tentang air. Salah satu contohnya ialah WWF yang ketiga diselenggarakan tanggal 16-23 Maret 2003, bertempat di Tokyo. Karena pesertanya membludak (lebih dari 5000 orang) konferensi ini dibagi di tiga hotel yakni Kyoto, Osaka dan Shiga dan membahas 6 buah paper, semua paper itu merupakan paper teknologi EM dengan berbagai tema. Konferensi yang ke 10 telah dilaksanakan tahun 2024 di Hotel Bali Beach-Bali.

Beberapa sebab teknologi EM dipilih untuk menjawab tantangan kekurangan air bersih, adalah sebagai berikut: Di Brazilia pada suatu kawasan oleh para ahli dibangun “Mini Earth” suatu rumah kaca bersekala besar, di dalam rumah kaca itu dihuni oleh delapan kepala keluarga secara terisolir, ditempat itu diterapkan juga berbagai teknologi termasuk teknologi EM.

Air limbah yang masuk kedalamnya mampu membuat Mini Eart itu membentuk danau yang menyebabkan ikan-ikan berdatangan, angsa-angsa liar pun berdatangan pula, karena akumulasi air limbahnya berubah menjadi air bersih berkat EM. Diawal percobaan Mini Earth itu, kahidupan delapan keluarga itu nampak sejahtera tanpa polusi.

Di Korea Utara penerapan teknologi EM tanpa melalui pengujian terlebih dahulu, langsung diterapkan secara massal saat negara itu mengalami krisis pangan, dan setelah 3 tahun kemudian berhasil swasembada pangan. Yang menggembirakan lagi kunjungan rumah sakit datanya menurun, pasien opname juga menurun, dan petani mulai berani minum air disawah dengan menggunakan batang padi untuk mengisapnya.

Contoh lain terdapat di Desa Zamami (jepang). Ditempat itu terdapat dam yang biasanya digunakan sebagai sumber air minum, namun karena berbagai limbah masuk ke dalam dam, airnya mengalami polusi secara serius, akibatnya dinyatakan tidak layak dipakai sebagai air minum lagi karena mengandung Trihalomethan (THM) diatas ambang batas.

Berkat upaya kepala desa, dibuatlah EM aktif dengan biaya murah, dan disiramkan ke dalam dam. Semua rumah tangga yang limbahnya masuk ke dam diberikan EM aktif secara cuma-cuma. Hanya dalam waktu 3 bulan dari penyiraman pertama air dam dinyatakan layak minum. Sekarang secara periodik air dam disiram EM aktif agar kandungan Trihalomethan selalu berada dibawah ambang berbahaya.

Contoh yang lain lagi terjadi pada suatu bukit peternakan besar di California Amerika; pada suatu saat kelahiran sapi-sapinya tidak normal; seperti kelumpuhan, rupanya berbeda dengan indukannya dan banyak yang lahir langsung mati. Setelah diteliti ternyata air minumnya mengandung logam berat. Dengan penyiraman EM aktif di bukit tersebut temasuk dimata airnya, kelahiran sapi berikutnya kembali normal.

Contoh yang lain lagi yakni penyiraman EM aktif pada kolam renang sebagai pengganti klorin dengan tujuan para perenang tidak alergi, tidak iritasi, sehat, namun air kolam tetap jernih. Yang paling penting ialah beberapa hasil penelitian DR. Truo Higa bersama timnya dalam hubungannya EM aktif dengan air, antara lain: EM dapat menekan polusi yang ada di air seperti amoniak methan, merkaptan, hidrogen sulfide dal lainnya, karena semua polutan itu merupakan substranya bakteri EM, dengan demikian polutan itu dibabad habis oleh milyaran bekteri EM; selain pathoginnya mati bau busuk pun hilang juga seketika.

Air limbah yang keruh serta berbau tidak sedap dibuat jernih tanpa endapan lumpur demikian juga air limbah pada padi sawah yang menggunkan EM tampak jernih dan mengandung nutrisi. Yang terakhir semua polusi yang ada di air seperti tercemar kimiawi, limbah pabrik, limbah rumah tangga, hujan asam, air bawah tanah dan lainnya semua dapat ditingkatkan kualitasnya dengan teknologi EM.https://linktr.ee/em4

)* Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur IPSA Bali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini