Pemerintah Kelurahan Banjarsengon Kecamatan Patrang Jember, menggandeng Tim Pengabdian Desa Binaan (Tim Pengabdian PROBANG DEBI) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, memberikan bekal dengan pelatihan mengolah limbah kelapa bernilai ekonomis.

Kehadiran Tim Pengabdian Desa Binaan yang diketuai oleh Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng., dengan anggota Andi Eko Wiyono, S.TP., M.P., Nidya Shara Mahardika, S.TP., M.P., Himmatul Khasanah S.Pt., dari Universitas Jember.

Dalam pelatihan tersebut, pihak Tim Pengabdian Desa Binaan Unej terlebih dahulu melakukan sosialisasi, kemudian pelatihan pembuatan pakan ternak dari ampas kelapa dan pupuk tanaman dari air kelapa sebagai inisiasi pemanfaatan limbah kelapa.

“Komoditas kelapa di kelurahan Banjarsengon ini begitu melimpah, hampir semua warga memiliki pohon kelapa, dan mereka selama ini hanya menjual kelapa secara utuh ke pasar atau menjual santannya saja,” ujar Nita panggilan Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng.

Padahal menurut Nita, limbah kelapa berupa ampas, bisa memberi nilai ekonomis jika bisa mengelolanya, seperti dijadikan pakan ternak, maupun pupuk, terlebih banyak masyarakat di kelurahan Banjar Sengon yang memiliki ternak sapi dan kambing. Seperti yang diulas https://kuasarakyat.com/tim-pengabdian-desa-binaan-unej…

“Meninjau dari profesi sebagian masyarakat yang merupakan peternak sapi dan kambing, terdapat peluang pemanfaatan limbah kelapa menjadi pakan ternak. Sehingga kegiatan sosialisasi pembuatan pakan ternak dan pupuk organik cair dari limbah kelapa dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat” ujarnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Himmatul Khasanah S.Pt., M.Si., selaku pemateri dalam pelatihan tersebut, menurut Dosen Faperta (Fakultas Pertanian) Unej ini, dirinya menjelaskan, bahwa kandungan nutrisi pada ampas kelapa berpotensi untuk ternak. Namun perlu diperhatikan jumlah pemberian ampas kelapa pada ternak tidak boleh terlalu banyak (tidak lebih dari 5-10%) karena ampas kelapa masih mengandung lemak kasar yang tinggi yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba rumen).

“Ampas kelapa juga dapat menjadi tambahan dalam campuran pakan fermentasi ternak dengan dedak, molases, dan bakteri starter Effektive Microorganisme 4 (EM4), juga mengandung karbohirat (lemak dan serat) yang dapat digunakan untuk sumber energi tambahan untuk ternak,” ujar Himmatul.

Pihaknya pun mempraktekan dan melatih warga untuk meramu cara mencampur ampas dengan bahan pakan lainnya untuk ternak. Antusias warga dalam mengikuti pelatihan ini besar, hal ini terlihat dari respon warga saat mendapat pembekalan ampas kelapa bisa menjadi pakan ternak.

Bagaimana jika sapi tidak mau makan ampas? Himmatul pun menjelaskan, agar sapi mau makan ampas kelapa, pemberian dilakukan secara bertahap, dan tidak langsung diberikan sepenuhnya. “Penambahan ampas kelapa pada pakan sapi harus dilakukan secara bertahap, semisal 5% dari total pakan pada awal penambahan, lalu ditingkatkan menjadi 10% dan begitu seterusnya,” jelas Himmatul.

Kegiatan dilanjutkan dengan materi pelatihan pembuatan limbah air kelapa menjadi pupuk organik cair. Dalam sesi ini, warga mendapat penjelasan dan pengenalan akan air kelapa yang memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tanaman, seperti nitrogen, kalium, magnesim, dan kalsium.

Dalam sesi ini, Pemateri memaparkan bahwa penggunaan air kelapa sebagai pupuk dapat dibagi menjadi tiga cara, yakni dicampur dengan air biasa dan disiramkan langsung ke tanah sekitar tanaman, air kelapa juga dapat dicampur dengan air dan disemprotkan langsung ke daun tanaman.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini