Tim dosen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Andalas yang diketuai oleh Yesi Chwenta Sari, SPt, MSi yang beranggotakan Prof Dr Ir Nuraini, MS; Ir Erpomen, MP; dan Syafri Nanda, SPt, MSi melakukan penyuluhan pada kelompok tani Cimpago, Nagari Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, tentang “Teknologi Silase Berbahan Dasar Limbah Tebon Jagung”.
Tim dosen PKM melihat potensi pengembangan tebon jagung untuk dijadikan sebagai pakan ternak namun kondisi di lapangan peternak belum memahami cara mengolah tebon jagung sebagai pakan ternak. Seperti yang ditulis Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Andalas ,Yesi Chwenta Sari, SPt, MSi
Oleh karena itu, peternak perlu didampingi dan diberikan penyuluhan mengenai pengolahan tebon jagung menggunakan teknologi silase. Teknologi silase adalah teknologi yang mudah untuk diterapkan oleh peternak, selain itu juga tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatannya. Seperti yang dilansir https://forumsumbar.com/artikel/38970/teknologi-silase-berbahan-dasar-limbah-tebon-jagung/
Peternak hanya perlu menyiapkan bahan-bahan yaitu; limbah tebon jagung atau limbah pertanian lainnya, tetes tebu atau molases, dedak, EM4 Peternakan, dan urea. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak seperti kantong plastik atau drum bekas, vakum dan chopper. Namun jika tidak memiliki chopper bisa digunakan pisau.
Pembuatan silase berlangsung selama 21 hari. Setelah disimpan selama 21 hari maka produk pakan silase sudah bisa digunakan sebagai pakan ternak sapi. Silase akan memiliki masa simpan yang lama sampai dengan penyimpanan 6 bulan bahkan lebih dengan syarat silase yang jadi tidak dibuka ikatannya. Produk silase yang baik atau sudah jadi ditandai dengan pH dalam kondisi asam (3.8 – 4.2) dengan aroma asam segar namun tidak menyengat.https://linktr.ee/em4