Dr Wididana bersama Host Ni Putu Anglila Amaral saat menjadi narasumber dalam podcast bertajuk Bincang Tani: Pertanian Berkelanjutan, Inovasi, Tantangan dan Peluang di Fakultas Pertanian Dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, berpandangan tren masyarakat modern saat ini yang melihat aktivitas makan dan minum untuk kesehatan, merupakan peluang untuk mengembangkan pertanian yang semakin berkualitas.

“Saat ini ada tren yang menganggap kegiatan makan itu bukan saja karena orang lapar, tetapi juga sebagai aktivitas relaksasi karena mereka ingin makanan yang enak dan tetap berkualitas secara kesehatan,” ujar Wididana yang juga merupakan Direktur PT Karya Pak Oles Group biasa disapa Pak Oles ini dalam podcast pertanian berkelanjutan belum lama ini.

Selain bentuk makanan yang indah dipandang mata, tren saat ini orang ingin menikmati makanan dengan suasana yang indah agar dapat memberikan kebahagiaan pada diri sendiri dan juga keluarga.

Itulah sebabnya dalam beberapa tahun terakhir marak dikembangkan agrowisata karena ada kesadaran memandang pertanian sebagai karya seni. “Berbeda halnya dengan kondisi 20-30 tahun lalu saat belum ada agrowisata karena ada kecenderungan melihat pertanian itu sebagai orang miskin yang bertani,” ucapnya.

Namun, dengan dikembangkan agrowisata, pertanian tidak hanya dipandang sebagai produk budaya yang turun-temurun, tetapi juga dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani dan lingkungan.

Agrowisata yang dikembangkan tentunya yang mengedepankan pertanian organik karena memang seperti itu yang digemari wisatawan, seiring dengan pentingnya sisi kesehatan.

Bahkan di luar negeri juga marak dikembangkan agroterapi yakni mereka-mereka para pensiunan juga diajari bertani dan hidup sehat. Dengan demikian, sektor pertanian dan pariwisata akan sama-sama berjalan, serta masyarakat menjadi sejahtera.

Wididana mengingatkan, untuk mengembangkan pertanian agar tetap berkelanjutan, tentunya harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Tak saja menjadi tanggung jawab petani, tetapi juga didukung oleh akademisi dan pemerintah.

“Akademisi melakukan riset dan menguji, kemudian diaplikasikan oleh masyarakat dan sektor usaha, sehingga dapat membuka lapangan usaha,” kata alumnus Program Pascasarjana Faculty of Agriculture, University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang tersebut.

Pemerintah selanjutnya dapat memberikan insentif kepada petani, maupun memberikan dukungan penelitian yang kreatif dan inovatif. “Inilah pentingnya kolaborasi untuk mencapai pertanian berkelanjutan yang maju,” ucap Wididana.

Selanjutnya di tengah berkurangnya jumlah SDM yang mau bergerak di sektor pertanian, dapat didukung dengan penggunaan teknologi dan mekanisasi seperti penggunaan mesin pemotong, mesin pencacah, hingga traktor. Selain itu pemanfaatan teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi dan penyemprotan pestisida.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini