
Direktur Utama PT Songgolangit Persada Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, berpandangan dalam mengatasi persoalan sampah di Bali yang akhir-akhir ini semakin serius, masyarakat membutuhkan contoh atau teladan dari pemerintah.
“Tidak bisa instan mengatasi sampah, tetapi harus terus dilakukan percontohan dan model. Pemerintah juga harus memberikan motivasi supaya masyarakat sadar untuk berperan serta dalam mengolah sampah,” kata Wididana yang biasa disapa Pak Oles ini.
Permasalahan sampah di Bali menjadi semakin serius seiring dengan pembatasan pembuangan sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita di Suwung, Kota Denpasar, mulai 1 Agustus 2025. Alhasil, tumpukan sampah yang menggunung, akhir-akhir ini dapat dilihat dengan mudah di sejumlah ruas jalan bahkan hingga gang-gang di Kota Denpasar.
Menurut Wididana, masyarakat Bali saat ini belum siap ketika hanya diberikan peraturan yang ketat terkait pengelolaan sampah. “Tetapi harus terus dilakukan pelatihan, pendidikan dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat cara mendaur ulang produk limbah organik dan anorganik,” ucap Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang ini.
Ketika sudah diberikan edukasi pun, lanjut dia, masyarakat membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk bisa benar-benar sadar dan mengerti.
Pemerintah, lanjut dia, harus dapat memberikan contoh bagaimana mendaur ulang sampah dan bagaimana hasilnya karena sejatinya sampah tetap memiliki nilai ekonomis.
Tak hanya memerlukan contoh, tetapi juga harus disertai fasilitas dari pemerintah maupun kelompok-kelompok masyarakat. Misalnya mulai dari tingkat banjar harus memiliki mesin pencacah. Dengan pencacahan, maka proses daur ulang akan bisa lebih cepat.
Hasil pengolahan sampah organik selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pekarangan dan perkebunan dalam skala kecil. Sedangkan untuk skala besar bisa untuk pengembangan pupuk organik.
Sebagai bentuk komitmennya pada lingkungan berkelanjutan, Pak Oles yang selama ini terkenal dengan produk Minyak Oles Bokashinya juga telah mengembangkan dan memasarkan produk teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4).
Gede Ngurah Wididana yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada mengatakan pihaknya mendapat kepercayaan dan satu-satunya pemegang lisensi untuk melanjutkan pengembangan teknologi Effective Microorganisme 4 (EM4) di Indonesia dari penemunya Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Bidang Hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang.
Ia telah mengembangkan produk EM4 di Indonesia sejak tahun 1990. EM4 yang dikembangkan di Indonesia terdiri atas empat jenis yakni EM4 untuk pertanian, peternakan, perikanan dan mengatasi pencemaran limbah/toilet.
EM4 ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau mampu memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi, mendukung pengembangan sektor peternakan dan perikanan serta mengatasi pencemaran.https://linktr.ee/em4