
Kecintaan Harianto (35) pada pertanian organik, membuat petani di Kedungwungu, Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur ini, merintis usaha budidaya tanaman jambu air citra, yang dipadukan dengan penggunaan produk Effective Microorganisms 4 (EM4).
“Meskipun di sini merupakan sentra buah naga, namun saya ingin berinovasi. Saya memilih menanam tanaman jambu air citra,” kata Harianto saat berbincang dengan tim Youtube EM Indonesia Official di Banyuwangi, Jawa Timur, belum lama ini.
Sosok petani muda energik ini mengatakan ia memilih budidaya jambu air karena harga buah saat panen relatif stabil di kisaran harga Rp20-25 ribu per kilogram dan di wilayah sekitarnya masih bisa dihitung dengan jari jumlah petani yang membudidayakan jambu air.
Terkait teknis pembudidayaan, menurut Harianto, tidak berbeda jauh dengan budidaya tanaman jeruk, mulai dari proses pengolahan tanah, pemupukan, maupun penggunaan pestida. “Saya memakai pestisida organik dan memang mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia,” ujarnya.
Sedangkan pupuk yang digunakan merupakan fermentasi srintil atau kotoran kambing dengan EM4. Kotoran kambing difermentasi sekitar 1-2 bulan memakai EM4 produksi PT Songgolangit Persada. Ketika pupuk siap untuk diaplikasikan, baru selanjutnya dibawa ke lahan.
“Saya siapkan satu karung pupuk fermentasi dengan berat 10-20 kilogram, untuk satu titik pohon. Di sini total ada 48 pohon. Setelah saya tanam selama 1,5 tahun, sekarang sudah terlihat mulai tumbuh bakal buah. Targetnya dalam satu tahun, bisa dua kali panen,” ujar suami Winda ini.
Teknologi EM4 adalah teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah dan tanaman, dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang berasal dari alam Indonesia, bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan.
Teknologi EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang, dan telah diterapkan secara luas di negara-negara lain di seluruh dunia.
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman.
Sosok ayah satu orang anak ini mengaku memilih pertanian organik karena berbekal pengalaman para petani sekitar yang tidak hanya menanam tanaman buah naga, tetapi juga membudidayakan tanaman jeruk. Oleh karena terlalu banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, akibatnya daun jeruk menjadi menguning dan tanah menjadi mengeras.
“Saya senang berinovasi, termasuk membuat pupuk dari kotoran kambing. Saya optimistis ini bisa berhasil dan tentu harus terus belajar. Jika nanti ada kendala, saya tidak segan bertanya kepada senior,” katanya.https://linktr.ee/em4