Dalam budidaya Ikan Lele gampang-gampang susah, gampangnya karena tidak memerlukan aerasi atau peningkatan kadar oksigen yang tinggi dalam air dibandingkan Ikan Nila, Ikan Gurame dan lain sebagainya. Namun Ikan Lele memiliki sifat khusus yaitu kanibal, jadi treatmen (perlakuan) untuk mengurangi sifat kanibal ini adalah bagaimana air itu nyaman untuk lele.

Hal Tersebut diungkapkan oleh Ni Putu Ayu Winariyati yang mengembangkan usaha budidaya Ikan Lele dengan metode bioflok bersama suaminya I Ketut Gede Wira Usada bernaman Mina Sari Rejeki berlokasi di Banjar Penarukan Kaje, Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

Budidaya Ikan Lele sistem bioflok sejak tahun 2021 dikembangkan menggunakan proboitik Effektive Microorganisme 4 (EM4) dan hasilnya sangat bagus untuk Ikan Lele. “Kami memilih budidaya Ikan Lele, karena harganya lebih murah dipasaran sehingga lebih mudah menjual ke masyaraka,” ujar Putu Ayu Winariyati.

Sementara itu, Ketut Wira menambahkan, mengembangkan budidaya Ikan Lele dengan kolam terpal bulat diameter 3 x 3 meter dengan sistem bioflok, karena dinilai lebih menguntungkan. Budidaya Ikan Lele padat tebar dimana dalam setiap kolam berisi 5000 ekor ikan lele terlihat tumbuh sehat dan makan sangat rakus.

“Siklus budidaya ikan lele cukup singkat, hanya memerlukan 3-4 bulan bulan. Selain itu indukan ikan juga berpengaruh, kalau induknya bagus ikan akan cepat besar dan dalam waktu 2 bulan sudah dapat dipanen dengan size 5-6 per kilo gram,” ujarnya didampingi istri Ni Putu Ayu Winariyati saat menerima kunjungan dari delegasi EM Eropa belum lama ini.

Dengan menerapkan probiotik EM4 dapat memperbaiki air pada kolam atau tambak, dapat menguraikan bahan-bahan sisa pakan, kotoran menjadi senyawa organik yang bermanfaat, menekan mikroorganisme pathogen, membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ikan juga dapat menekan hama dan penyakit yang ada di dalam kolam atau tambak.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini